Sosok ibu guru jelita yang punya kepedulian tulus dengan keluarganya, putra-putrinya, anak didik di sekolahnya dan juga pada para sahabatnya yang bahkan pada orang asing yang baru dikenalnya, rasanya hanya ibu Sri Nurhayati yang memilikinya.

Hal itu tidaklah berlebihan dan memang sudah diakui oleh beberapa sahabatnya termasuk penulis sendiri. Hanya orang yang mempunyai aura positif seperti beliau yang mampu berinteraksi dengan mudah dan tulus dengan orang lain.

Ibu Sri Nurhayati, sehari-seharinya bekerja sebagai guru di SMP Negeri 1 Mojokerto, Jawa Timur. Guru yang ramah ini lahir pada bulan Juni 1972 dan sangat bersyukur telah dikaruniai 3 anak yang super cantik dan tampan.

Bahkan putri pertamanya, Vita, semasa masih menjadi murid SMA dan juga berkuliah di Universitas Airlangga, sering menangani pertukaran pelajar SMA dan juga mahasiswa asing ke Indonesia.

Tidak heran, semua putra-putrinya sangat fasih dalam berbahasa Inggris dan semua itu berkat bimbingan dari ibunya yang memang pakar atau guru bahasa Inggris. Keterampilan berbahasa asing itu mutlak bagi keluarga ibu Sri Nurhayati. Keren, kan!

Berkat aura positifnya, banyak warga negara asing dari Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Eropa, Pakistan dan bahkan ada juga yang dari Afrika yang telah menjadi sahabat serta dianggap menjadi sodara di keluarga ibu Sri Nurhayati. Mereka sering datang berkunjung ke rumah beliau di Mojokerto.

Guru cantik yang mempunyai hobi bersepeda dan jogging ini dikenal di dunia literasi sebagai seorang penulis handal juga. Di sela kesibukan mengajarnya, beliau selalu menyempatkan untuk menulis artikel pendek dan itu bisa disebut atau ciri-ciri sebagai seorang literat sejati.

Uniknya, dari semua artikel yang beliau tulis, hampir sebagian besar ber-genre reportase kegiatan apa saja termasuk keluarga, sekolah atau pengalaman pribadinya. Meskipun begitu ada juga beberapa karya cerpen dan jenis lainnya meski tidak banyak.

Semenjak beliau kecelakaan dari sepeda motor dan belum pulih total, malah putrinya yang kedua juga mengalami kecelakaan yang sama sehingga membuat ibu Sri Nurhayati harus lebih fokus pada proses perawatan kesembuhan diri dan anaknya.

Semoga segera cepat diberikan kesembuhan bagi mereka berdua dan bisa beraktivitas normal kembali serta ditunggu kembalinya karya literasi dari ibu Sri Nurhayati. Syafakillah!