Eko Budiyono

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Isolasi Bukan Isolatif

Isolasi Bukan Isolatif

Tak seperti hari-hari sebelumnya. Pada hari kedua pasca dinyatakan murid-murid untuk belajar di rumah, sekolahan terlihat sangat sepi. Hal ini sesuai dengan surat edaran yang dikirimkan oleh kepala dinas masing-masing instansi.

Intinya, dalam rangka antisipasi penyebaran virus covid-19, murid-murid belajar di rumah selama 14 hari. Selama dua pekan itu siswa dihimbau untuk mengisolasi diri di rumah masing-masing. Larangan bepergian selama 14 hari juga sudah disampaikan oleh pihak sekolah.

Selain guru, orang tua juga harus bisa mengedukasi putra-putrinya tentang virus ini. Sungguh, virus covid-19 membuat siapapun menjadi cemas.

Meski kegiatan proses pembelajaran dihentikan, namun guru dan tenaga kependidikan lainnya tetap masuk seperti biasa. Tidak hanya guru, kantor-kantor instansi lain juga masuk kerja seperti biasanya. Termasuk kantor koordinator wilayah bidang pendidikan kecamatan (korwilcam).

Instruksi untuk menghentikan proses pembelajaran di satuan pendidikan sudah dilaksanakan. Instruksi untuk mengisolasi anak didik juga sudah dilakukan. Namun, bagaimana dengan absensi pendidik yang menggunakan finger print?

Sekretaris Daerah, melalui Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (dishubkominfo) menyampaikan beberapa hal terkait absensi finger print. Pertama, selama dua pekan ke depan guru dan karyawan menggunakan absensi manual. Kedua, absensi karyawan diserahkan sepenuhnya ke Dishubkominfo. Terkait instruksi tersebut, benda-benda yang sekiranya sering terpegang oleh karyawan di semua instansi untuk dibersihkan. Baik dengan disinfektan dan atau bahan kimia lainnya yang bisa memutus mata rantai penyebaran virus corona. Contohnya adalah alat mesin finger print, gagang pintu, dan lainnya.

Tidak hanya penggunaan disinfektan saja yang dianjurkan. Namun, menghindari dan mengisolasi alat-alat tersebut adalah solusi lainnya. Sungguh ini semua untuk kebaikan bersama.

Seperti yang terlihat di kantor korwilcam siang tadi. Saya mengirimkan berkas administrasi ke kantor tersebut. Betapa kagetnya saya, melihat cara oknum karyawan korwil disana dalam memberlakukan mesin absensinya. Betapa tidak, bukannya karyawan itu membersihkan mesin tersebut dengan disinfektan. Namun, justru ada hal yang berbeda dan tidak masuk akal.

Kutanyai dia, "mengapa mesin absennya di solasi pak?" tanyaku heran.

"Pak Eko tahu instruksinya kan? Kalau kita harus menjauhi keramaian, mengisolasi diri, dan termasuk mengisolasi mesin absen ini," jawabnya penuh keyakinan.

Seketika itu tawaku pecah dan tak terbendung. Ada-ada saja. Masak sih, untuk mengisolasi diri, mesin absen juga harus di isolatif* juga?

Aduh! (eb)

Klampok, 17 Maret 2020

*) Kertas/plastik yang salah satu sisinya terdapat lem yang berfungsi untuk merekatkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post