Eko Darmawanto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Sepenggal Kisah GANEFO Yang Terlupakan

Sepenggal Kisah GANEFO Yang Terlupakan

Tak banyak khalayak yang mengetahui tentang monumen tugu setinggi kurang lebih 1,5 meter dengan kepala banteng di bagian atasnya. Padahal monumen tugu yang terletak di sebelah timur alun-alun bagian utara Kabupaten Bangkalan erat kaitannya dengan sejarah nasional.

Pasca pelaksanaan Asian Games 1962, Indonesia mendapat protes dari KOI (Komite Olimpiade Internasional). Protes ini terjadi karena pada pelaksanaan pesta olahraga negara-negara Asia tersebut Indonesia tidak mengundang Israel dan Taiwan sebagai peserta. KOI berpandangan bahwa politik dan olahraga harus dipisahkan. Akhirnya KOI membekukan keanggotaan Indonesia dan menskorsing keikutsertaan Indonesia dalam ajang musim panas tahun 1964 di Tokyo, Jepang.

Mendapat skorsing dari KOI bukannya melunak, Indonesia melalui ide dari Bung Karno berinisiatif mendirikan ajang olahraga tandingan Olimpiade. Ajang olahraga tersebut bernama GANEFO (Games New Emerging Force) sebuah ajang olahraga bagi negara-negara yang baru merdeka. Pelaksanaan GANEFO tak lepas dari konsepsi Bung Karno. Pada tahun 1961 Bung Karno membagi negara-negara di dunia menjadi dua bagian, yaitu Nefo dan Oldefo. Nefo (New Emerging Forces) merupakan negara-negara yang baru merdeka di kawasan Asia, Afrika dan Amerika Latin. Negara-negara ini berupaya membangun tatanan dunia baru terlepas dari nekolim. Sedangkan Oldefo berisikan negara-negara kekuatan lama imperialis.

GANEFO I dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 10-22 Nopember 1963 dengan diikuti 2.700 atlet dari 51 negara. Layaknya sebuah even olahraga maka GANEFO juga diiringi dengan prosesi menyalakan api di kaldron sebagai simbolisasi semangat atlet yang sedang bertanding. Dan sumber api dalam pelaksanaan GANEFO diambil dari sumber api abadi yang terletak di desa Genteng, Kecamatan Konang, Kabupaten Bangkalan. Lokasi tersebut berjarak 54 km atau menempuh waktu sekitar 1,5 jam perjalanan dari pusat kota Bangkalan. Dari lokasi ini api GANEFO dibawa secara estafet menuju Jakarta. Untuk mengenang peristiwa pengambilan api GANEFO itulah maka didirikan monumen tugu kepala banteng di kota Bangkalan. Monumen tugu kepala banteng tersebut diberi nama Tugu Ganefo.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih atas atensinya bapak....

16 Feb
Balas

Sip simple. . Salam.

16 Feb
Balas



search

New Post