Eko Hastuti

Menulis bagiku menjadi salah satu sisi kehidupan yang penting. Ibarat orang hidup yang harus bernafas, menulis sebagai oksigen yang memberi kesegaran otak dan h...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pelaut Andal Tidak Lahir dari Gelombang yang Tenang

Artikel ini saya kutip dari tulisan Pak Eko Prasetyo yang berjudul, "Penulis dan Pelaut". Jadi artikel ini adalah artikel keduaku yang lahir atas kekuatan pena beliau yang luar biasa. Bahkan belum sampai artikel ini selesai sudah muncul tulisan berikutnya yang berjudul, " Fortuner" yang ringan, renyah, humoris, tapi hidup alias bernyawa. Bagaimana tidak, tulisan tentang kisah perjalanan beliau dalam ranah kepenulisan telah memuliakan derajad seorang guru. Buktinya ketika sampai di pelabuhan Tanjung Balai, Karimun sudah dijemput panitia yang bersuamikan pejabat penting dan disiapkan mobil mewah "Fortuner" untuk menjemput, juga dijamu kuliner kelas wahid. Wah, benar-benar luar biasa. Di luar keistimewaan itu yang sangat membuatku takjub adalah cara bertutur Pak Eko yang begitu ringan namun sarat pesan. Muatan karakter seperti rendah hati, merakyat, membumi, mensyukuri keadaan, tidak mudah iri dengan kelebihan orang lain, tidak minder dan lainnya begitu kental.

Tentu itu bukan sesuatu yang instan. Suatu kompetensi yang telah melalui proses yang panjang. Proses layaknya dinamika kehidupan laut yang penuh ombak dan gelombang. Gulungan ombak, bahkan badai tak jarang ditemui ketika mengarungi samodera raya yang luas membahana. Riak-riak gelombang hanya bunga-bunga kehidupan, tak menyurutkan nyali bagi pelaut andal.

Secara pragmatis dari kisah itu, seperti hasil surve kecil-kecilan yang hari ini kulakukan. Bukan apa-apa, sekedar untuk mengukur ketangguhan dalam menyelami dunia literasi, khususnya menulis. Ceritanya, artikelku yang berjudul, "Penulis Tak Ubahnya Seperti Pelaut", setelah kuposting di blog gurusiana, juga ku-share di lima grup WhatsApp. Tiga grup beranggotakan guru-guru, sedang dua grup lainnya adalah semacam komunitas menulis yang anggotanya siswa. Hingga kutulis artikel ini, dari 5 grup yang anggotanya puluhan orang, tak satu pun memberi respon/tanggapan. Hanya sekedar memberi jempol pun tidak. Hem..seperti sudah kuduga, kalau yang kulakukan untuk meng-share tautan/link seperti itu hanya sia-sia. Karena beberapa kesempatan sebelumnya juga demikian.

Pikirku, mencurahkan ide dalam bentuk tulisan itu tidak mudah. Tapi ini, untuk mendapatkan apresiasi orang juga malah lebih sulit. Untung di blog gurusiana, artikelku mendapat tanggapan beberapa teman yang apresiatif. Karena itu dalam kesempatan ini, kusampaikan terima kasih kepada Ibu Rini Yuliati, Bu Fera Susanti Anmartias, Ibu Siti Ropiah, Bu Dyahni Mastutisari, Pak Mahfud Aly, Bu Noor Saidah Ali, dan Dikku Raihana Rasyid. Yang lebih membanggakan lagi, Pak Eko Prasetyo juga menanggapi komentarku pada postingannya begini, " Kekuatan pena Bu. Saya selalu membaca tulisan njenengan. Matur nuwun. Salam hormat", tulisnya.

Sesaat aku terdongak, mengapa setelah nulis harus pusing-pusing ngurusi komentar orang. Toh mereka bebas berkomentar atau tidak. Tak membuka link-pun tidak ada kuwajiban bagi mereka. "Iya sih, tapi kadang perlu juga mengetahui respon tulisanku", gumamku. Sampai di situ ternyata aku belum cukup, maka artikel tadi kuposting di instagram dan taraa...dalam waktu sekejap sudah puluhan orang yang me-like postinganku. Lalu apa yang kudapat dari situ, yah...hanya kepuasan batin, bahwa tulisan kita akan menemukan takdirnya sendiri. Di akhir larik artikel ini pun, aku merasa geli sendiri hihi...

Wonosobo, 23 Februari 2019

SMPN 1 Wonosobo

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Normal ko bunda, tulisan saya banyak yang tidak baca. Memang respon orang itu tidak bisa dipaksakan. Biarkan tulisan mencari takdirnya sendiri. Saya menulis saja, saya meyakini bahwa belajar efektif itu melalui tulisan. Terus menulis bunda. Terus menginspirasi. Sehat, bahagia, dan sehat selalu. Barakallah buat bunda.

23 Feb
Balas

Nggih pak, siap. Belajar efektif itu melalui tulisan dan respon orang tidak bisa dipaksakan. Sudah saya catat dan ingat pak Mulya masukkannya. Terima kasih. Salam sehat dan sukses juga buat bapak sekeluarga.

24 Feb

Mantap ibu.

24 Feb
Balas

Makasih, semoga bermanfaat.

25 Feb



search

New Post