Eko Hastuti

Menulis bagiku menjadi salah satu sisi kehidupan yang penting. Ibarat orang hidup yang harus bernafas, menulis sebagai oksigen yang memberi kesegaran otak dan h...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penulis Tak Ubahnya Seperti Pelaut

Penulis Tak Ubahnya Seperti Pelaut

Judul artikel ini saya kutip dari pernyataan Pak Eko Prasetyo pada tulisannya yang berjudul, "Penulis dan Pelaut". Penutup tulisan pada paragraf terakhir tersebut sangat menohok dan terus terngiang-ngiang di telingaku. Ditambah lagi kalimat berikutnya bahwa pelaut yang andal tidak lahir dari gelombang yang tenang.

Artinya, menulis itu bukan hal yang mudah. Ia harus bersusah payah belajar dan terus belajar. Ia harus meluangkan waktu untuk duduk, berpikir, memilih tema dan topik yang menarik, mengeksekusi ide dalam bentuk karya, mengedit tulisan, lalu mempublikasikan ke media. Langkah terakhir pun tidak mudah karena harus didukung oleh fasilitas yang memadahi, seperti HP/laptop, kuota internet/wifi, pulsa internet/paketan, dan sinyal yang harus kuat.

Tahapan selanjutnya setelah posting tulisan, ia masih diuji kesabarannya. Yakni ketika tulisannya tak ada yang merespon dengan memberi komentar. Itu seperti perbuatan yang sia-sia. Belum lagi perasaan bahwa tulisan kita buruk atau kurang menarik, judul tidak membuat penasaran pembaca, atau gagasan yang kurang up to date. Wah, rasa kesia-siaan terus dominan menghantui. Disitulah ia sedang diuji, apakah ia amanah dan istiqomah dalam menulis atau tidak. Konsisten atau tidak. Tinggal ketangguhan saja yang dapat menyelamatkan keadaan. Seperti Pak Eko menyatakan Penulis handal tidak lahir dari gelombang yang tenang. Hem...sangat mantul pernyataan ini.

Hal tersebut seperti yang saya alami. Kebiasaan menulisku masih timbul tenggelam, artinya belum konsisten dan tangguh. Cuma yang kusyukuri, aku punya semangat untuk berkarya meski itu hanya butiran debu di padang pasir. Kurawat dengan kegembiran, kulakukan dengan penuh kesadaran. Perlahan tapi pasti akhirnya sudah kuraih predikat guru golongan 4b. Berdarah-darah kuraih prestasi itu, hingga tertatih-tatih dan terluka yang teramat dalam. Butuh waktu yang panjang dan melalui kegagalan demi kegagalan.

Banyak yang kutulis, banyak pula yang gagal tidak dapat nilai. Seperti tulisan bentuk diktat, artikel di media masa, puisi, ceroen, makalah, laporan PTK, artikel jurnal, dan buku. Semua punya spesifikasi sendiri-sendiri. Semua punya seninya masing-masing. Tentu punya kriteria penilaian yang berbeda. Artinya bahwa kita harus paham terhadap tulisan yang akan kita tulis, jika karya kita akan dinilaikan pada unsur pengembangan profesi. Karya inovatif hanya diperoleh oleh guru penulis yang handal alias tangguh. Karena menilaikan puisi saja misalnya, sedikitnya harus 20 judul puisi dan harus terbit di media masa (majalah/koran). Padahal untuk meloloskan satu judul saja, minta ampun susahnya. Itu baru untuk mendapatkan satu poin/nilai. Lha, untuk mendapatkan nilai 12 apa mudah? Memang sih bisa dengan menyusun PTK dimana laporannya dapat nilai 4 dan artikel jurnalnya dapat nilai 2. Jadi sudah dapat nilai 6 tinggal melengkapi dengan beberapa artikel di media massa dan beberapa diktat atau buku.

Hem..sungguh ujian yang tak berujung bagi mereka yang tangguh. Semoga karya kita di gurusiana jadi batu loncatan untuk memelihara dan mengembangkan semangat berkarya. Tidak harus menunggu komentar asal tulis saja, kata orang tulisan kita akan menemukan takdirnya sendiri.

Seperti takdirnya pada hari kemarin. Pagi sekitar pukul 06.00 lebih tulisanku yang berjudul, "Menjadi Gurusianer Itu Ujian" masuk peringkat terakhir sebagai artikel populer. Dhuh bahagianya, meski hanya dalam bilangan menit. Karena pada pukul 06.14 judul tulisanku sudah lenyap tergusur oleh artikel lainnya yang lebih banyak dibaca orang. Artinya, menulis di mana pun butuh kerja keras. Di sana selalu ada aral yang melintang. Ada ujian yang terus menantang nyali kita untuk lanjut atau berhenti sama sekali dan jika pilihan terakhir yang terjadi, kita sejatinya kalah dengan diri kita sendiri.

Wonosobo, 23 Februari 2019

SMPN 1 Wonosobo

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selamat Bu Eko, pendatang baru yang tidak baru. Semoga semakin memotivasi Bunda untuk selalu berkarya di Gurusiana

23 Feb
Balas

Ya bu, betul pendatang baru tapi stok lama haha....untuk memelihara semangat berliterasi saja bu. Terima kasih selalu singgah mengapresiasi.

23 Feb

Semangaaat, kita bisa Bund...puisi berapa saja Bunda Eko punya..40 puisi dalam satu buku sudah jadi 4, PTK 4, media, alat pembelajaran, best practise 2_ pasti mampu...semangat..saya suka...pelaut andal tidak lahir dari gelombang yang tenang.mantaaap....barakallah Bund

23 Feb
Balas

Ya bu Marlupi, makasih motivasinya. Sedang saya coba bu, buku puisi sudah 3 judul, sama artikel jurnal. Semoga bisa nembus 4C. Bismillah.

23 Feb

Aduuuh, maaf Mbakku baru sempat nyambangi. Keliling, untuk keperluan acara nanti, Mbak. Mbakku ini, selalu cepat nangkep bola. Ni buktinya, ide mengalir dari tulisan Mas Eko. Lanjut Mbak. Tulisan Mbak selalu ditunggu. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Srikandi Dieng.

23 Feb
Balas

Nggak pa pa Dik, namanya juga mau punya gawe. Pasti repot ngurus ini itu. Semoga acara berjalan lancar dan sukses, mendapat kemudahan dan keberkahan dari Allah SWT. Tapi maaf ya, aku hanya ikut berbahagia dan mendoakan dari jauh saja. Semoga pernikahan ananda menjadi keluarga yang samawa, bahagia lahir batin. Amin, makasih ya tetap sempatkan mampir di lapakku ini. Alhamdulillah.

23 Feb

Paparan yang menggugah semangat dalam jiwa. Sekelas Bunda saja begjtu bersemamgat, masa, yang muda muda tak bersemangat. Semangat. Sukses selalu dan barakallah fiik

23 Feb
Balas

Ya bu, saya juga salut dengan Bu Siti Ropiah yang semangatnya terus membara hingga jadi penulis super populer di gurusiana. Hebat, luar biasa!

23 Feb

Wow..ulasan yang membakar semangat untuk terus menulis...Terima kasih Bu Eko...Sehat dan sukses selalu..Barakallah...

23 Feb
Balas

Sama-sama bu Rini, saya juga berterima kasih, Ibu selalu nengapresiasi karya saya walau tak seberapa. Alhamdulillah.

23 Feb

Inspiratif Bunda. Hari ini saya dapat semangat dari tulisan Bunda. Salam kenal. Suami saya asli wonosobo Bund.

23 Feb
Balas

Alhamdulillah bu Noor, kalau tulisan saya bermanfaat. Oh ya, suami Ibu dari mana Wonosobonya bu, jangan2 tetangga saya asalnya hehe...Mangga kalau mau kontakan, ini no saya 085290710004

23 Feb

Ea! Ea! Ea! Barakallah Bunda

23 Feb
Balas

Amin. Makasih Pak Mahfud Aly, telah berkenan singgah mengapresiasi. Salam literasi!

23 Feb

Artikel populer hari ini. Selamat yaa Bunda. Sukses selalu. Barakallah

23 Feb
Balas

Terima kasih kunjungan dan apresiasinya bu Fera. Amin. Semoga bermanfaat ya.

23 Feb



search

New Post