Eko Prasetyo

Eko Prasetyo, pemimpin redaksi MediaGuru dan penjaga gawang Majalah Literasi Indonesia. Dia menyelesaikan pendidikan S-1 Sastra Indonesia Unesa dan S-2 Ilm...

Selengkapnya
Navigasi Web

Aerophobia

Saya sebenarnya takut ketinggian. Saat ditugasi Jawa Pos ke Singapura dan Malaysia pada 2011, saya berusaha tenang meski cemas. Sejak itulah secara otodidak saya mempelajari dunia aviasi dengan membaca buku-buku kedirgantaraan.

Meskipun berkali-kali naik pesawat, saya masih menderita aerophobia, sebuah ketakutan saat terbang. Puncaknya, saya pernah trauma saat menumpang Citilink dari Pekanbaru ke Cengkareng pada 17 Maret 2019. Saat itu terjadi hujan badai di sekitar Tangerang.

Pesawat kami mengalami turbulensi hebat yang mengerikan. Pilot sempat memutuskan go around (mau landing tapi kemudian pesawat naik lagi).

Saking traumanya, saat umrah bulan Syawal 2019, saya berdoa agar tidak dipertemukan lagi dengan turbulensi seperti itu kembali.

Kini kecemasan itu meluas dengan berbagai insiden yang dialami Boeing, pabrikan raksasa asal Amerika. Pada 5 Januari 2024, maskapai Alaska Airlines yang menggunakan Boeing mengalami jendela jebol di ketinggian 16 ribu kaki. Yang teranyar, pesawat Boeing dari maskapai United Airlines mengalami kerusakan panel pada 15 Maret 2024.

Karena insiden tersebut, Boeing Max-9 sempat dilarang terbang selama beberapa minggu. Beberapa pilot mengaku cemas jika menerbangkan Boeing (baca beritanya di CNBC). Diberitakan pula beberapa penumpang sampai membatalkan penerbangan dengan Boeing. Mereka rela membayar lebih untuk mengganti penerbangan dengan pesawat Airbus.

Di Amerika, saat ini penumpang bisa mengetahui penerbangannya menggunakan pesawat apa melalui aplikasi travel agent. Di situ bisa diinformasikan apakah rute pilihannya memakai Boeing atau Airbus.

Andai di Indonesia diterapkan informasi seperti itu melalui Traveloka atau aplikasi resmi milik maskapai, saya lebih memilih naik Airbus ketimbang Boeing.

Tapi, tak perlu khawatir berlebihan. Bagi Anda yang sering bepergian dengan transportasi udara, turbulensi tidak akan terjadi selama pesawat belum terbang.

Castralokananta, 25 Maret 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post