KATA PENGANTAR BERBURU ILMU HINGGA YOGYAKARTA
Pada 1985, terbit buku tentang Perang Aceh. Judulnya tegas: Perang Aceh: Kisah Kegagalan Snouck Hurgronje. Penerbitnya Grafiti Pres.
Penulisnya Paul van't Veer. Dia merupakan wartawan yang punya minat besar terhadap sejarah Aceh.
Kapasitas dan kapabilitasnya tidak diragukan, terutama disebabkan analisisnya yang tajam. Dia bahkan disebut melakukan studi literatur bertahun-tahun di Indonesia demi bisa melahirkan karya yang disebut-sebut masterpiece ini. Tidak main-main, buku ini sampai mendapat ulasan apresiasi dari majalah Tempo. Tentu hal tersebut sudah cukup menggambarkan betapa pentingnya buku Van't Veer ini.
Apa isinya? Intinya, Belanda mengakui bahwa Perang Aceh merupakan perang terbesar dan tersulit yang pernah mereka rasakan.
Anda tahu bagaimana track record Snouck Hurgronje, bukan? Dia orientalis yang fasih bahasa Aceh, bahkan memperdalam Islam demi bisa memetakan kekuatan Aceh dalam misi penaklukkan Aceh.
Belanda melakukan segala upaya untuk melanggar Traktat London 1824 demi bisa mencaplok Aceh. Inggris dibujuk tahun 1871 demi bisa menghilangkan kalimat aturan "larangan memperluas kolonisasi di Aceh".
Sementara rakyat Aceh itu dikenal tangguh. Mereka punya pemimpin-pemimpin kharismatik yang menolak takluk, menolak menyerah, meski sudah jatuh puluhan ribu orang Aceh.
Eko Prasetyo
Pemimpin Redaksi MediaGuru
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sukses selalu, Pak. Salam literasi