Eko Prasetyo

Eko Prasetyo, pemimpin redaksi MediaGuru dan penjaga gawang Majalah Literasi Indonesia. Dia menyelesaikan pendidikan S-1 Sastra Indonesia Unesa dan S-2 Ilm...

Selengkapnya
Navigasi Web
KRISIS ETIKA ILMIAH

KRISIS ETIKA ILMIAH

Muka dunia akademik Indonesia tercoreng akibat kasus Prof. Kumba Digdowiseiso. Dekan FEB Universitas Nasional Jakarta itu dilaporkan terlibat kasus plagiarisme dan mencatut nama staf pengajar Universiti Malaysia Terengganu.

Tabir kasus ini diungkap oleh Retraction Watch. Tidak main-main, Prof. Kumba diduga melakukannya di jurnal predator. Soal jurnal predator, saya akan menulisnya di waktu lain atau di Majalah Literasi Indonesia saja.

Tapi begini, saya akan bicara sebagai orang awam. Secara logika, capaian Prof. Kumba sangat luar biasa. Sepanjang 2024 hingga bulan April saja, ia telah memublikasikan 160 makalah. Sementara pada 2023, ia tercatat memublikasikan 679 makalah.

Memang, sekali lagi, ini capaian yang sangat dahsyat bagi seorang dosen. Namun, saya yang awam ini juga berpikir kok isok seh sebanyak itu. Bagi saya, ini benar-benar di luar nulur. Ora manuk akal…

Ndilalah setelah dicek, ada tiga makalah Prof. Kumba yang terlibat plagiarisme berat. Hasil pengecekan Turnitin menunjukkan ada kesamaan 96-97 persen di tiga makalah yang terbit di Journal of Social Science di tahun ini.

Saya mengikuti perkembangan kasus ini secara serius, termasuk menyimak tanggapan dari Safwan Mohd. Nor, dosen University Malaysia Terengganu yang namanya dicatut oleh Prof. Kumba di jurnal predator. Meskipun sudah ada bantahan dari Prof. Kumba, saya menyayangkan meledaknya kasus ini.

Plagiat adalah tindakan yang sangat tercela. Tidak pantas dilakukan oleh seorang pendidik atau akademisi. Integritas jelas sangat dipertaruhkan di sini. Kalau kasus ini terbukti benar, tentu kampus akan ikut terkena imbasnya.

Di MediaGuru, hal-hal semacam ini tidak akan saya biarkan. Apabila terjadi kasus plagiarisme di MediaGuru, siapa pun orangnya harus diberi sanksi berat. Lha wong saya pernah sangat menyesali ada buku yang terbit ternyata isinya hanya copy paste dari internet (meskipun disebutkan sumbernya).

Di dunia pendidikan dan kepenulisan, kejujuran harus dijunjung tinggi. Kreativitas harus dihargai. Bagi saya, plagiator itu tidak hanya maling berkedok penulis, tapi juga pemalas yang hanya mencari enaknya thok.

Kupat dudue santen, menawi lepat kula nyuwun ngapunten. Mohon nafkah lahir dan batin.

Castralokananta, 17 April 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa menginspirasi

20 Apr
Balas



search

New Post