Bagaimana kondisi psikis pasien yang hendak cabut gigi lalu melihat gergaji mesin, paku bumi, linggis, suntikan sapi, dan busur panah di ruangan periksa? Tak perlu dibayangkan. Sebab, saya hendak membahas hal lain.

Jadi begini, ada beberapa yang terbilang baru tapi sebenarnya sudah dibakukan beberapa tahun lalu. Kosa kata tersebut, misalnya, kudapan, panasea, dan klandestin.

Kudapan dipakai sebagai padanan kata "snack", sedangkan panasea bermakna obat atau penghilang kesulitan. Dua kata ini sudah baku di KBBI sejak 2019.

Untuk klandestin, saya malah mendapatinya sudah lama sekali. Saya membaca istilah tersebut di beberapa buku militer lama terbitan Indonesia tahun 1980-an dan 1990-an. Ada istilah operasi klandestin. Artinya operasi yang dilaksanakan secara diam-diam. Peristiwa Laut Aru yang menyebabkan gugurnya Komodor Josaphat Soedarso di KRI Macan Tutul pada Januari 1962 sebenarnya dikategorikan operasi klandestin ke Irian Barat.

Kalau ada kosa kata yang lebih baru lagi, saya bisa mencontohkan beberapa kata yang diserap dari bahasa Korea. Contohnya, oppa dan mokbang.

Dua kata itu mungkin sudah sering Anda dengar. Mokbang (orang sering menyebut dan menulisnya "mukbang") memiliki arti tayangan makan sebagai sebuah hiburan. Yang satu lagi, yaitu oppa, maknanya sebutan untuk laki-laki yang lebih tua. Di Indonesia, oppa selevel dengan sebutan "mas".

Menurut saya sebagai ketua umum Istikomah (Ikatan Suami Takut Istri kalo di Rumah), pengucapan "mas" memiliki arti yang berbeda-beda, terutama jika diucapkan oleh seorang istri. Contohnya begini:

1. "Mas, beras di rumah habis" (Intonasi netral, Red).

2. "Pokoknya nanti malam kamu tidur di sofa, Mas, kalau tak mau menikah lagi" (Intonasi sedikit tinggi, Red).

3. "Maaassss!!!" (Intonasi sangat tinggi sebagai komando untuk segera mencuci pakaian kotor tiga bak gede, Red).

Castralonanata, 22 Juli 2022