Eko Prasetyo

Eko Prasetyo, pemimpin redaksi MediaGuru dan penjaga gawang Majalah Literasi Indonesia. Dia menyelesaikan pendidikan S-1 Sastra Indonesia Unesa dan S-2 Ilm...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENDIDIK YANG MENYADARKAN
SUMBER FOTO: Detik.com

MENDIDIK YANG MENYADARKAN

Saya kembali menjadi dosen tamu di sebuah perguruan tinggi swasta di Jawa Timur. Kegiatannya dilakukan secara daring. Dalam sebuah momen, saya menayangkan foto-foto banjir bandang di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat.

Hingga 15 Maret 2024, tim SAR Padang mencatat ada 29 korban jiwa. Salah satu korban terakhir ditemukan di Sungai Batang Surantih di wilayah Gunung Malelo. Korban tersebut merupakan perempuan yang masih berumur 5 tahun dan berasal dari Kampung Langgai. Itu artinya dia ditemukan hanyut di sungai dengan jarak sejauh 21,8 kilometer (jarak sungai dari Langgai hingga Gunung Malelo).

Mengapa saya menayangkan foto-foto berita banjir bandang tersebut? Tujuannya adalah gerakan penyadaran. Para mahasiswa tersebut harus paham bahwa bencana alam tidak datang tiba-tiba.

Saya tunjukkan pula bagaimana deforestasi di wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat sudah sangat mengkhawatirkan. Hutan-hutan di areal Pesisir Selatan dan Solok Selatan mulai gundul.

Data Walhi Sumatra Barat bahkan merilis data yang memprihatinkan. Dari pantauan citra satelit, tampak 50 hektare hutan di Nagari Padang Air Dingin, Kabupaten Solok Selatan, gundul karena pembukaan lahan. Selain itu, 16 hektare di Nagari Sindang Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan, mengalami hal serupa.

Jika diperhatikan dengan cermat, foto-foto banjir bandang di Pesisir Selatan itu terlihat kayu gelondongan berukuran besar.

*****

Beberapa hari lalu Stasiun Tawang, Semarang, tergenang. Hujan lebat menyebabkan stasiun legendaris itu banjir hingga menghambat perjalanan kereta api jarak jauh Jakarta-Surabaya. Apakah ini hanya disebabkan oleh cuaca ekstrem saja? Tentu saja tidak.

Saya menyadari bahwa memang tidak mudah menjadi pendidik saat ini. Tak sekadar mengajar dan mentransfer ilmu, tapi juga memberikan pemahaman dan melakukan gerakan penyadaran. Kita tentu tidak ingin generasi muda saat ini menjadi orang-orang yang apatis dengan lingkungan sosialnya.

Sebagai pendidik, kita tidak cukup hanya mencetak anak-anak yang pandai, tapi juga punya perhatian dan empati terhadap lingkungan sosial. Entah apakah ini menjadi perhatian di kurikulum kita yang diklaim luar biasa dan membuat guru-guru justru sibuk dengan urusan administrasi itu. Huft

Castralokananta, 16 Maret 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak

16 Mar
Balas

istimewa ulasannya pak, salam sukses dari Jember

16 Mar
Balas



search

New Post