BIJI DZARRAH
Hari yang mulai surut, ketika mentari terbenam, gemuruh panggilan adzan seakan mengetuk hati untuk segera menghadapNya. Suara penyeru ayat suci Alquran Al Karim menjadi penyejuk hati dan pengingat sebentar lagi akan tiba bulan turunnya Al Qur'an. Ketika jama'ah sholat maghrib beriringan keluar dari masjid, tampak seorang pemuda sederhana sedang mengajar membaca Al Qur'an di serambi masjid kepada anak anak, di benak nya berprinsip : "Sebaik-baik manusia ialah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya"
Pemuda tersebut bernama Rohman, dengan telaten Rohman mengajar tata cara membaca Al Qur'an yang baik dan benar (Tajwid), Fashohah atau kefasihan, serta makhorijul huruf (tempat keluarnya huruf). Bukan hal yang mudah mengajar Al Quran pada anak kecil, yang dunianya masih dunia bermain. tak jarang ketika mengaji diselingi dengan gurau, celotehan bocah, bahkan Isak tangis pun mewarnai proses belajar mengajar Al Qur'an. Namun hal itu tidak membuat Rohman patah semangat untuk membumikan Al-Quran dengan mencetak generasi yang Qur'ani.
Adzan Isya'pun di kumandangkan, menjadi pertanda bahwa pembelajaran malam itu telah selesai. Rohman kini harus bisa menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat. Malam itu Rohman sebelum tidur terlintas dalam fikirannya sebuah sabda ketika di pondok dulu : "Man arodaddun ya fa 'alaihi fil 'ilmi, wa man arodal akhiroh fa 'alaihi fil 'ilmi, wa man arodahuma fa'alaihi fil 'ilmi." Artinya : Barang siapa yang menginginkan dunia harus dengan ilmu, Barang siapa yang menginginkan akhirat maka harus dengan ilmu, dan Barang siapa menginginkan keduanya maka harus pula dengan ilmu.
Keseharian Rohman hanya di isi dengan mengajar Al Qur'an di malam hari, siangnya Rohman tidak ada kegiatan karena sudah lulus SMA pada tahun ini. Kini Rohman harus memutar otak agar disiang hari dapat bermanfaat terlebih bisa membantu ekonomi keluarganya yang pas pasan, akhirnya Rohman memutuskan untuk menjadi kuli bangunan di seberang dekat dengan masjid tempat ia mengajar Al Qur'an. Walaupun bekerja sebagai kuli bangunan, Rohman tidak merasa gengsi karena lagi lagi dia teringat dengan kata kata ahli hikmah :"Ketika kita banyak mengeluarkan keringat ketika damai, kita akan mengeluarkan sedikit darah ketika berperang".
Suara bedug pun di tabuh, Rohman kaget seraya bergegas pulang dalam perjalanan dia menangis sambil mengucap istighfar, karena hampir saja ia melalaikan perintah Allah, yang lebih mementingkan urusan dunia daripada akhirat. Dengan segera ia membersihkan diri dan mensucikan diri seperti malam malam sebelumnya, Rohman mengajar ngaji kepada anak anak yang dengan riangnya menyambut dan menunggu Rohman di serambi masjid, walaupun lelah karena seharian bekerja menjadi kuli bangunan, dia tetep mengajar Al Qur'an walaupun dengan manggut-manggut melawan kantuk. Malam itu Rohman ternyata lelah sekali, sehabis mengajar ngaji, Rohman tertidur di masjid karena saking ngantuknya hingga larut malam. Melihat ada pemuda yang tidur diserambi masjid, Pak Rohim salah seorang pengusaha sukses menghampiri, karena kebetulan lewat depan masjid ketika selesai memantau pembangunan perusahaan miliknya.
Pak Rohim membangunkan Rohman dengan lembut seraya berkata : "bahagia sekali hidupnya kamu nak, sampai bisa terlelap di serambi masjid yang dingin". Dengan terkejut Rohman bangun seketika seraya berucap : "Astaghfirullahal adzim, iya pak saya ketiduran ketika selesai ngajar ngaji, karena seharian bekerja nguli di seberang sana." Dengan senyuman manis pak Rohim menanggapi dengan mantap : "Oh,, jadi kamu yang nguli di Perusahaan saya itu, kebetulan anak saya juga tak suruh ngaji di masjid ini, ternyata kamu juga gurunya. Saya berhutang Budi padamu nak, kalau bukan perantara kamu nak, mungkin anak ku tidak akan bisa baca Qur'an, sedang saya tidak mampu untuk mengajarinya. Bagaimana kalau nanti ketika perusahaan ini beroperasi, kamu saya angkat menjadi karyawan di perusahaanku, karena sebentar lagi perusahaan saya akan segera beroperasi dan saya butuh karyawan seperti ananda". Dengan gugup Rohman mengiyakan tawaran pak Rohim seraya dalam hati berkata : Maha Suci Allah yang telah berfirman : "Barang siapa yang berbuat kebaikan seberat Biji Dzarrah, Niscaya ia akan mendapat balasannya, dan Barang siapa yang berbuat keburukan seberat Biji Dzarrah, niscaya ia akan mendapat balasannya pula" (QS. Al Zalzalah :7-8)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ceritanya keren