TULUS dan IKHLAS
Tantangan hari ke-81 #TantanganGurusiana
Rabu 24 Juni 2020
TULUS dan IKHLAS
Siti Hajar protes, mengapa suaminya meninggalkan dia dan Ismail anaknya yang masih kecil di padang pasir yang tak bertuan.
Seperti jamaknya dia hanya bisa menduga bahwa ini akibat kecemburuan Sarah, istri pertama suaminya yang belum juga bisa memberinya keturunan.
Hajar mengejar Ibrahim, suaminya, dan berteriak:
"Mengapa engkau tega meninggalkan kami disini, bagaimana kami bisa bertahan hidup ?"
Ibrahim terus melangkah meninggalkan keduanya, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh.
Remuk redam perasaannya terjepit antara pengabdian dan pembiaran.
Hajar masih terus mengejar sambil terus menggendong Ismail,
Kali ini dia setengah menjerit, dan jeritannya menembus langit,
"Apakah ini Perintah Tuhanmu ?"
Kali ini Ibrahim, sang Khalilullah, berhenti melangkah............;
Dunia seolah berhenti berputar, Malaikat yang menyaksikan peristiwa itu pun turut terdiam menanti jawaban Ibrahim.
Butir pasir seolah terpaku kaku, angin seolah berhenti mendesah, pertanyaan atau lebih tepatnya gugatan Hajar membuat semuanya terkesiap.
Ibrahim membalik tegas, dan berkata " Iya ! "
Hajar berhenti mengejar, dan dia terdiam, lantas meluncurlah kata-kata dari bibirnya, yang mengagetkan semua Malaikat, butir pasir dan angin.
"Jikalau ini perintah Tuhanmu, pergilah, tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir. Allah akan menjaga kami."
Ibrahim pun beranjak pergi, dilema itu punah sudah.
Ini sebuah Pengabdian, atas nama Perintah Allah, bukan pembiaran.
Peristiwa Hajar dan Ibrahim adalah Romantisme Keberkahan.
Itulah Ikhlas
Ikhlas adalah wujud sebuah Keyakinan Mutlak, pada Sang Maha Mutlak.
Ikhlas adalah kepasrahan, bukan mengalah, apalagi menyerah kalah.
"Ikhlas itu adalah ketika engkau sanggup berlari melawan dan mengejar, namun engkau memilih patuh dan tunduk".
Ikhlas adalah sebuah kekuatan menundukkan diri sendiri, dan semua yang engkau cintai.
Ikhlas adalah memilih jalan-Nya, bukan karena engkau terpojok tak punya jalan lain.
Ikhlas bukan lari dari kenyataan. Ikhlas bukan karena terpaksa.
Ikhlas bukan merasionalisasi tindakan, bukan mengkalkulasi hasil akhir.
Ikhlas tak pernah berhitung,tak pernah pula menepuk dada.
Ikhlas itu tangga menuju-Nya, mendengar perintah-Nya, mentaati-Nya.
Ikhlas adalah Ikhlas.
Demikian untuk bahan perenungan bagi diri kita untuk kehidupan yang lebih baik.
jika ini baik silakan disebar luaskan ke yang lain agar mereka juga dapat kebaikan.
Tantangan hari ke-81 #TantanganGurusiana
Eko Widiarto,S.Pd. SMAN 2 BONDOWOSO
Rabu 24 Juni 2000
Salam SOGELSIPASSO (sopo gelem sinau pasti iso).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wooooowwww...luar biasa keren pak Eko..mengajarkan arti ikhlas yang sesungguhnya...salam sukses selalu
Terima kasih Pak Khalid, sukses juga buat njenengan. Salam Sogelsipasso.
Terima kasih Pak Khalid, sukses juga buat njenengan. Salam Sogelsipasso.
Terima kasih Pak Khalid, sukses juga buat njenengan. Salam Sogelsipasso.
Terima kasih Pak Khalid, sukses juga buat njenengan. Salam Sogelsipasso.
Wah keren definisi ikhlas nya pak, banyak orang yang berbuat tp sia2x karena tidak ada kata ikhlas.
Matur nuwun Bu Eki sampun mampir, semoga kita semua mampu untuk berperilaku ikhlas, Aamiin.