Ela Vera Rahmawati

Diangkat menjadi CPNS pada tahun 2006 di SMP Negeri 8 Banjar Kota Banjar Provinsi Jawa Barat sampai sekarang. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
LITERASI MEMBUAT PESERTA DIDIK BERPRESTASI

LITERASI MEMBUAT PESERTA DIDIK BERPRESTASI

Tantangan Hari ke-99

#Tantangan Gurusiana

Sebagai syarat pengajuan sertifikat webinar4

Istilah literasi tertuang dalam peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti peserta didik. Salah satu hal pokok yang tertuang dalam lampiran peraturan tersebut yaitu mengembangkan potensi peserta didik secara utuh. Kegiatan wajib yang dilakukan adalah membaca buku non teks (selain buku pelajaran) selama 15 (lima belas) menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

Berdasarkan amanat itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) meluncurkan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Gerakan literasi sekolah ini mempunyai tujuan agar peserta didik terbiasa dan termotivasi untuk membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti. Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai adalah mencetak peserta didik dengan kemampuan literasi tinggi.

Melihat begitu pentingnya literasi, maka pemerintah terus mengupayakan kemajuan literasi. Hal inilah yang menjadi pedoman bagi sekolah untuk terus menggelorakan semangat literasi.

Kegiatan literasi yang pertama kali dilakukan di SMP Negeri 8 Banjar adalah literasi yang paling umum yaitu literasi membaca dan menulis. Pada saat tahun ajaran baru dimulai di sekolah dilaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi kelas 7. Kesempatan ini digunakan untuk pembagian buku bagi kelas 8 dan 9. Setiap peserta didik mendapatkan semua buku mata pelajaran ditambah dengan buku pengayaan yang dijadikan sebagai buku bacaan untuk kegiatan literasi sehari-hari. Buku pengayaan merupakan buku non teks artinya buku yang bukan merupakan buku teks pelajaran. Sebelum memulai kegiatan literasi di kelas, peserta didik diharuskan membuat kontrak membaca dari buku bacaan yang mereka pinjam, dimulai dari judul buku, pengarang dan penerbit buku. Kontrak membaca ditanda tangankan kepada guru Bahasa Indonesia. Setelah melalui proses ini kegiatan literasi di kelas dapat dimulai..

Untuk optimalisasi kegiatan, wali kelas mendata kesiapan setiap peserta didik dalam kegiatan literasi,. salah satunya mengenai buku pengayaan sebagai bahan untuk literasi.

Kegiatan literasi di kelas dilaksanakan sebelum jam pelajaran pertama dimulai tepatnya 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dengan bimbingan guru mata pelajaran pertama. Kegiatan diawali dengan membaca buku non teks. Kegiatan selanjutnya adalah menuliskan inti sari dari buku yang dibaca.

Dengan kegiatan ini diharapkan peserta didik terbiasa melakukan kegiatan membaca dan menulis sehingga tanpa disadari akan mempunyai kemampuan membaca dengan cepat dan pemahaman terhadap isi tulisan menjadi lebih baik. Setiap selesai kegiatan literasi, buku catatan dikumpulkan dan diparaf oleh guru mapel pada saat itu. Selain paraf guru, buku catatan literasi harus diketahui oleh orang tua dengan adanya paraf orang tua. Hal ini dilakukan agar orang tua di rumah mempunyai informasi tentang perkembangan literasi putra/putrinya di sekolah.

Terdapat perbedaan pencapaian setiap peserta didik hal ini dikarenakan minat baca tiap peserta didik berbeda. Terdapat peserta didik yang mampu menyelesaikan buku bacaan lebih dari tiga buah dalam satu bulan namun di sisi lain masih ada peserta didik yang hanya berkutat di satu buku. Pergantian buku yang dilakukan oleh peserta didik berada di bawah pengawasan petugas perpustakaan dan walikelas, karena peserta didik dapat memperoleh buku baru setelah memberikan laporan literasi kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan diperiksa wali kelas.

Selain kegiatan literasi di kelas, sekolah juga mengadakan Readhaton sebulan sekali yaitu setiap hari Jumat Ahad ketiga. Kegiatan dilakukan di lapangan setelah kegiatan keagamaan selesai, seluruh peserta didik dan guru berkumpul bersama untuk melakukan kegiatan membaca. Setelah kegiatan selesai, perwakilan peserta didik menyampaikan ikhtisar atau ringkasan cerita. Hal ini dilakukan supaya peserta didik tumbuh kepercayaan diri serta meningkatnya kemampuan berbicara di khalayak ramai.

Untuk meningkatkan semangat literasi di sekolah, pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 mengadakan West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC). Program ini ditujukan untuk menggelorakan dan meningkatkan kegiatan literasi. Menindaklanjuti program ini sekolah memilih beberapa peserta didik untuk diikutsertakan pada kegiatan WJLRC. Tentunya mereka yang terpilih adalah peserta didik yang mempunyai minat baca dan semangat yang tinggi. Peserta didik dibentuk menjadi delapan kelompok. Satu kelompok terdiri dari lima orang di bawah bimbingan seorang guru. Sehingga terdapat 40 orang peserta didik yang mengikuti kegiatan WJLRC. Setiap peserta didik selama 10 bulan mempunyai target membaca buku sebanyak 24 buku dengan ketentuan 22 buku wajib dan 2 buku tambahan. Kegiatan WJLRC terangkum dalam empat pekan, yang digambarkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 1 Rincian kegiatan WJLRC

Pekan

Kegiatan

1

Membaca buku

2

Review/ulasan buku

3

Mengupload cerita tentang buku yang sudah dibaca (dalam bentuk rekaman)

4

Mengupload review yang sudah dibuat (dalam bentuk foto)

Kegiatan ini harus dilakukan setiap sebulan sekali sehingga tidak dapat dilakukan sekaligus dalam suatu waktu.

Selama 10 bulan, kegiatan review terhadap 24 buku terbagi menjadi 3 jenis, yaitu : (1). Fishbone, (2) Alasan Isi Hikmah (AIH), dan (3). Y-Chart. Sehingga dalam satu bulan setiap peserta didik diwajibkan minimal melakukan kegiatan pada table 1 terhadap dua buku. Namun khusus untuk bulan ke 9 dan 10 review yang dilakukan oleh peserta didik harus dalam bentuk infografis. Kegiatan review inilah yang membedakan dengan peserta didik lainnya.

Pada bulan ke-11 panitia WJLRC dari Provinsi Jawa Barat melakukan pengecekan terhadap kegiatan yang dilakukan di satuan pendidikan selama 10 bulan. Dari hasil pengecekan ini terseleksi 9 orang dari SMP Negeri 8 Banjar yang lolos dalam tahap penilaian. Mereka berhak mendapatkan piagam/sertifikat dan medali sebagai penghargaan terhadap perjuangan dan kerja keras mereka selama ini. Kegiatan WJLRC ditindaklanjuti oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan mengadakan Jambore Literasi Nasional yang diadakan di Jatinangor. Dalam kesempatan ini SMP Negeri 8 Banjar mengirimkan delegasi literasi sebanyak lima orang dengan satu orang guru pembimbing dan kepala sekolah.

Banyak manfaat yang diperoleh dengan adanya program WJLRC ini salah satunya adalah mengetahui peserta didik yang memiliki potensi dan minat dalam literasi. Bondan Surya Utama merupakan gambaran keberhasilan program WJLRC. Bondan meraih prestasi di bidang literasi dengan mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Banjar dan Ruang Baca Komunitas yaitu sebagai Satria Pustaka Kota Banjar Tahun 2019 karena mampu membaca buku dalam jumlah banyak dan juga sebagai juara 1 pada Kegiatan Kuis KIHAJAR (Kita Harus Belajar) Tingkat Cabang Dinas Pendidikan Se-Jawa Barat Jenjang SMP Tahun 2019 yang diselenggarakan oleh UPTD Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (TIKOMDIK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan PUSTEKKOM Kemendikbud RI.

Setelah tahun 2017 program WJLRC mengalami kevakuman. Sehingga kegiatan literasi hanya berlangsung di kelas. Namun kegiatan khusus kembali diprogramkan setelah pada tahun 2018 sekolah ditunjuk menjadi sekolah rujukan. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) khusus dilaksanakan kembali di bawah bimbingan guru yang sudah ditunjuk sebagai pembimbing. Dilakukan penelusuran di setiap kelas terhadap peserta didik yang memiliki minat baca yang tinggi. Penelusuran dilakukan terhadap peserta didik kelas 7, 8 dan 9, sehingga terpilih 25 orang peserta didik. Selanjutnya mereka yang terpilih dilakukan pembimbingan secara intensif di bawah bimbingan guru yang ditunjuk sebagai pembimbing. Untuk efektivitas kegiatan, peserta didik dibagi ke dalam 5 kelompok bimbingan sehingga setiap kelompok terdiri dari 5 orang peserta didik di bawah bimbingan satu orang guru. Kelompok bimbingan ini diharuskan melakukan review/kajian buku serta mempresentasikan hasil review/kajian buku.

Kegiatan literasi diharapkan dapat mencetak generasi penerus bangsa yang mandiri, tangguh dan mampu membuat bangsa dan negara semakin kuat dan kokoh.

Banjar, 17 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren, Buncan, kegiatan literasinya. Sudah terstruktur dan terlaksana dengan baik. Semoga giat literasi tak henti walau di tengan pandemi

17 Jun
Balas

Semua guru terlibat bu....Sehingga keg dpt berlngaung dng baik.

18 Jun

Reportasenya lengkap. Keren salam

17 Jun
Balas

Makasih bu....Salam kembali....Terima kasih sdh hadir

17 Jun



search

New Post