Tantangan Hari Ke-97

#Tantangan Gurusiana

Dengan dibantu alumni, akhirnya semua anggota pasukan paskibra selesai berhias dan bersiap untuk tampil.

Memang dalam Lomba Kreasi Baris Berbaris (LKBB) ada penilaian khusus kostum.

Hal inilah yang kemudian menjadikan pada setiap perlombaan peserta selain harus lihai dalam ketangkasan dan keseragaman gerak, juga harus kompak dan serasi dalam berpakaian. Termasuk di dalamnya adalah hiasan wajah dan aksesoris pakaian atau kostum yang dikenakan peserta lomba.

Hal inilah yang menyebabkan perlunya tenaga ekstra dalam mempersiapkan peserta lomba.

Makanya karena kurangnya tenaga, biasanya alumni datang untuk membantu.

Urutan tampil nomor terakhir, namun untuk persiapan maka dua jam sebelumnya harus sudah siap.

Begitupun siang itu, karena diperkirakan sebelum dhuhur sudah akan tampil.

Tetapi ternyata tim juri dan panitia memutuskan peserta nomor-nomor terakhir tampil setelah dhuhur.

Karena waktu tampil kembali dimulai pukul 13.00, maka anggota pasukan shalat dhuhur terlebih dahulu, otomatis hiasan merekapun luntur. Tapi biarlah yang terpenting mereka melaksanakan kewajiban shalat.

Dengan waktu yang mepet akhirnya mereka kembali mempersiapkan diri untuk tampil dengan hiasan yang seadanya.

Akhirnya nomor pasukan sekolah kamipun dipanggil, masih terbayang jelas di benak pada saat itu mereka mengenakan pakaian merah yang dimasukkan ke dalam celana putih, kaos kaki putih, sepatu hitam. Dengan tenaga yang super power mereka melakukan gerakan yang luar biasa. Dimulai dari pbb dasar gerakan di tempat, pbb gerakan berpindah sampai pada saat mereka melakukan variasi dan formasi semuanya membuat mata yang melihat terpana ditambah dengan lengkingan suara yang menggelegar dari danton.

Semua mata terpukau ke arah mereka, apalagi pada saat itu sisa-sisa gerimis yang mendadak turun membuat suasana menhadi hening namun menjadikan lapangan sebagai arena lomba menjadi becrek alias basah.

Tapi semua itu tidak menyurutkan mereka untuk tampil dengan baik, sehingga tidak heran celana mereka yang putih bersih terlihat kotor karena menginjak lapang yang basah. Sampai akhirnya semua mata benar-benar menatap mereka ketika ada salah satu anggota tim yang sepatunya terlepas. Namun tidak menjadikan anak tersebut grogi tapi tetap melanjutkan gerakan dengan memukau.

Sampai akhirnya pada saat pengumuman...

Detik-detik yang mendebarkan, walaupun sebelumnya pasukan sudah diberikan nasihat bahwa mereka hanya bisa berusaha dengan baik, jadi jangan pernah kecewa bila terjadi kekalahan. Karena memang sekolah kami bukanlah tim yang diperhitungkan di kota. Kami tidak pernah mendapatkan kemenangan.

Mata dan pandangan merekapun semakin menunduk ketika kejuaraan sudah sampai pada juara tiga.

Seperti biasa akupun sudah bersiap untuk memberikan mereka semangat supaya jangan pernah menyerah.

Juara kesatu dengan jumlah nilai..........diraih oleh nomor peserta.........dari

SMP Negeri...............8 Banjar.

Hah????

Kami saling berpandangan sampai kembali lagi hostnya menyebutkan nama sekolah kami untuk yang kedua kalinya.

Hampir bersamaan mereka menjerit dan berjingkrak kegirangan sampai akhirnya tersadar dan mengucapkan Alhamdulillah.

Setelah bertahun-tahun mereka belajar, berlatih dan berjuang akhirnya sekolah kami berhasil menorehkan prestasi di kota tak tanggung-tanggung langsung juara 1...

Banjar, 15 Juni 2020