Eldawati, S.Pd

Nama kecilku Elda, tempat pengabdianku di SMP Negeri 24 Padang. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjuangan 3 Ksatria dan 6 Srikandi Lembah Cadas

Perjuangan 3 Ksatria dan 6 Srikandi Lembah Cadas

Tantangan menulis hari ke 22

#TantanganGurusiana

Eel dan delapan caang lainnya diapit oleh kakak-kakak senior. Di bagian depan,   bang  Roni dan Bang Norman serta bang Edi memimpin langkah jalan yang akan ditempuh, dibagian belakang  bang Em, bang Deva, bang Ucok Taslim, serta kak Evilia. Semua melangkah dalam diam. Hanya deru napas yang terdengar begitu kuat.

Tanjakan terlalu tinggi , seakan sulit untuk digapai  Tak bisa berharap menemukan jalan yang lereng untuk sekedar menarik napas. Jalan yang pijakpun terasa licin bekas hujan sore tadi. Menambah kesulitan kaki untuk terus mendaki. Kadang bantuan dari akar pohon  untuk bisa menanjak.

Satu persatu, secara bergantian  Eel dan  kawan-kawannya meraih akar pohon yang menguntai, dan mereka bergelayut untuk sampai ketanjakan berikutnya.

"Ooww, aduuuhh.., 

suara gedebuk seperti benda jatuh berbunyi sangat keras. Langkah kaki terhenti seketika. Semua pasang  mata langsung menoleh ke sumber suara. Di barisan belakang, di dekat bang Em, Yanti  terduduk lemas. 

"Kalau melangkah pakai mata, tuan. Bukan pakai dengkul!" teriak bang Rony dari depan. "Ini bukan jalan raya."Bang Ucok Taslim ikut menambahkan dengan senyum tertahan.

Yanti hanya diam menunduk. Ia tak berani menatap berpasang mata yang tengah menatapnya.

"Maaf, bang siap salah."ujar Yanti mengiba. Wajah Yanti tertekuk dalam. Rasa sakit pada lututnya tak seberapa, namun rasa malu kemana hendak disurukkannya. 

Fitri yang berada didekatnya membantu Yanti untuk berdiri. Segera Yanti mengibaskan celananya yang kotor terkena lumpur, lalu mulai memegang ujung akar. Ia kembali bergelayut dan setapak demi setapak ia melangkah ketempat Eel dan caang yang telah duluan sampai di atas.

"Masih jauh shelter dua, Eel," bisik Yessi. 

Eel menggeleng. "Nggak tau Yes. Aku baru pertama mendaki gunung Singgalang ini. Jadi aku tidak tahu berapa jauh jaraknya. Tapi yang pasti hanya dua belok lagi. Satu belok kiri dan yang satu belok kanan," sahut Eel bercanda.

Yessi memanyunkan bibirnya mendengar canda Eel. Fitri dan Menik yang berada didekat Eel ikut tersenyum mendengar canda Eel (bersambung)

 

Padang Beloved City,  22 Januari 2022

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post