Eldawati, S.Pd

Nama kecilku Elda, tempat pengabdianku di SMP Negeri 24 Padang. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjuangan 3 Ksatria dan 6 Srikandi Lembah Cadas

Perjuangan 3 Ksatria dan 6 Srikandi Lembah Cadas

Tantangan Menulis Hari ke 08

#TantanganGurusiana

Perjuangan 3 Ksatria dan 6 Srikandi Lembah Cadas

Penyebrangan Basah

Episode 1

Pagi baru saja datang menyapa bumi. Matahari masih malu-malu menampakan wajahnya. Kabut pagi masih menyelimuti areal kampus. Udarapun masih lembab, karena masih ada sisa-sisa tetesan embun semalam. Di sudut Pusgawa (Pusat Kegiatan Mahasiswa) dideretan banyak ruang, salah satu ruang ditempati khusus untuk Pencinta Alam. Ruang yang dinamai posko itu sudah terlihat adanya kesibukan. Hari ini akan diadakan pelatihan mengenal medan. Medan yang akan diperkenalkan pada Caang adalah menyebrangi muara yang ditemui serta melintasi pantai yang ada di sepanjang pantai Padang.

Para senior yang di tunjuk sebagai panitia, sesuai dengan tupoksi masing-masing sudah mulai bekerja. Ada yang sudah bersiap-siap hendak berangkat menuju lokasi muara yang telah ditentukan, mereka bertugas menjaga pos di tiap-tiap muara. Dua orang bertugas sebagai pengiring Caang dalam menapaki pantai sampai batas akhir muara yang akan dituju.

Eel dan kawan-kawannya, pagi itu telah mempersiapkan diri untuk melaksanakan penyebrangan basah. Pun perlengkapan yang dibutuhkan saat penyebrangan juga telah dipersiapkan seperti ponco, tali dan tentu saja makanan serta minuman adalah hal utama yang harus dipersiapkan dalam kegiatan penyebrangan basah. Bagaimanapun juga disetiap kegiatan perut tidak boleh kosong, karena untuk mengolah fisik butuh asupan makanan.

Baru saja selesai para Caang mempersiapkan diri, bunyi pluit dari lapangan kampus terdengar nyaring. Di tengah lapangan Ketua Pelaksana (KP) bang Efendi Hasan, berdiri gagah menunggu Caang datang mendekat.

Mendengar suara pluit, semua Caang gegas berlari menuju lapangan dan langsung membentuk barisan setelah berada di hadapan bang Em, selaku KP. Yose selaku Ketua Caang segera menyiapkan barisan. Barisan telah rapi, pemanasan segera di mulai setelah mendengar aba-aba yang diberikan bang Em. Tiga puluh menit pemanasan, tubuh terasa segar.

Selesai pemanasan, Caang langsung diarak menuju muara yang ada tepat di belakang kampus. Di bawah pohon pinus mereka melangkah riang sembari bersenda gurau. Sebentar lagi kegiatan penyebrangan akan segera dimulai.

Sampai di bibir muara, semua Caang bersiap-siap menyeberang secara bergiliran. Penyebrangan diawali dari para 3 Ksatria. Satu persatu mulai menyebrangi muara dengan menggunakan bantuan seutas tali. Air muara yang yang deras seperti tidak ada kesulitan bagi mereka untuk menyebranginya. Mereka sampai diseberang seperti tidak ada masalah. Mereka merasa anteng saja menyeberang.

Selesai 3 katria, sekarang giliran 6 sriknadi yang akan menyeberang. Diawali Menik, ia mulai menyebrang. Bermodalkan pegangan pada seutas tali, Menik mulai menyeberang. Mulanya Menik bersikap biasa saja. Seakan tidak ada masalah yang berarti. Namun pada arus deras, Menik agak kesulitan ia hampir saja hanyut terbawa arus. Pegangan tangannya dari tali hampir saja terlepas.

“Pegang talinya yang kuat Menik, teriak Yessi.

Seakan mendengar teriakan Yessi, Menik menggapai tali yang hampir telepas dari pegangannya.

Semua yang menyaksikan Menik menyebrang menarik napas lega, setelah bang Ucok Taslim dapat meraih tangan Menik untuk menariknya agar tidak hanyut terbawa arus. Akhirnya Menik sampai di seberang dengan aman setelah dibantu oleh Bang Erwin.

Selesai giliran Menik, Kini Giliran Eel untuk menyebrang. Jantung Eel mulai berdebar. Ia tahu permukaan air muara terlihat tenang, tapi yang ia cemaskan arus bawahnya. Sepengetahuannya arus bawah biasanya sangat deras. Ia takut hanyut dibawa arus deras ke laut. Sementara gelombang air laut sedang tinggi.

Eel bersiap-siap. Ia mulai melangkah menghampiri tali. Ujung kakinya telah basah setelah menyentuh air. Tangannya mulai memegang erat tali. Selangkah demi selangkah Eel mulai menyeberang. Air yang awalnya semata kaki mulai setinggi pinggang. Ia terus menyeberang. Tali ia pegang kuat, sembari menggeser tubuhnya seiringi kakinya ikut mengayuh. Air bawah sangat deras, Eel mulai cemas, ia merasa kakinya mulai kram ketika air setinggi dadanya. Tubuh Eel bergetar. Seakan tangannya tak kuat lagi berpegangan pada tali. semua persendiannya tak berdaya. Pegangan Eel terlepas.

Semua terpekik melihat tangan Eel terlepas dari tali. (Bersambung)

Padang Beloved City, 08 Januari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren menewen bunda. Salam sehat dan selalu bahagia bersama keluarga tercinta. Selamat menikmati libur bersama keluarga tercinta. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS dan berbagi kebaikan melalui cerita.

09 Jan
Balas

Aamiin. Terimakasih apresiasinya, pak de. Semoga pak de sehat selalu. Salam literasi

09 Jan

Krisan bu .udara pun pisah,...di antara pisah,...ditunjuk.gabung...barakallah

09 Jan
Balas

siap untuk diperbaiki. terima kasih banyak krisan serta ilmunya, pak. salam sehat selalu

09 Jan



search

New Post