Eldawati, S.Pd

Nama kecilku Elda, tempat pengabdianku di SMP Negeri 24 Padang. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjuangan 3 Ksatria dan 6 Srikandi Lembah Cadas

Perjuangan 3 Ksatria dan 6 Srikandi Lembah Cadas

Tantangan menulis hari ke 34

#TantanganGurusiana

Geladi Bersih di Gunung Singgalang

Episode 10

Matahari sudah mulai meninggi. Cuaca di puncak gunung Singgalang mulai berkabut. Angin bertiup sempoi, udara serasa sangat dingin. Para ca-ang telah bersiap-siap meninggalkan telaga Dewi menuju cadas. Masing-masing ca-ang memegang satu kantung polybag untuk menaruh hasil memungut sampah di sepanjang jalan setapak yang dilalui.

“Tuan-tuan semua. Untuk hari ini misi utama kita adalah memungut sampah plastik yang berserak disepanjang perjalanan. Seperti yang kita ketahui, sampah plastik akan sulit terurai. Butuh waktu sepuluh tahun untuk bisa mengurai. Sebagai anak pencinta alam, tugas kita adalah menjaga lingkungan agar tetap kelestari. Mari kita jaga gunung ini dari sampah plastik. Kita kumpulkan dan kita bawa turun."

selesai menerima informasi dari bang Em, satu persatu ca-ang maprok mulai bekerja. Mereka berpencar di sekitar telaga. Satu-satu sampah plastik yang ditemukan, dipungut dan dimasukkan kedalam polybag masing-masing. Selesai memungut sampah di sekitar telaga, perjalanan dilanjutkan menuju cadas.

Langkah kaki mulai terayun. Mereka berhati-hati memasuki hutan larangan. Semua yang ikut dalam rombongan tidak ada yang berani bersuara. Hanya derap langkah kaki yang terdengar. Beberapa menit kawasan hutan lindung terlewati dan langkah kaki akhirnya sampai di cadas.

Eel yang berjalan paling depan membuka matanya lebar-lebar. Ia merasa takjub melihat pemandangan luar biasa indahnya di cadas ini. Baru saja Eel berpikir, seandainya diberi waktu untuk beristirahat sebentar saja menikmati pemandangan ini, alangkah menyenangkan. Masih melamun dalam derap langkah, tetiba suara bang Em terdengar dari arah belakang.

“Tuan-tuan silahkan berhenti, dan pungut sampah di sekitar cadas ini”

Eel bersorak gembira, ia mulai melangkah ke arah sebelah barat. Tangannya terus memungut sampah yang ia temui dan memeasukkannnya ke kantong hitam yang telah di sediakan. Sembari mencari sampah yang berserak, matanya tak lepas memandang ke ara barat. Ia melihat pemandangan yang belum pernah dilihatnya selama ini. Eel terpaku melihat puncak gunung Marapi tertutup kabut, dan jauh dibawah sana, pemandangan kota Padang panjang terpampang jelas.

“El, kok melamun. Tetiba Yanti mengagetkan Eel yang tengah asyik menikmati pemandangan yang tersuguh dihadapannya.

“Aku tidak melamun, Yan. Tapi aku sedang menikmati pemandangan yang belum pernah aku lihat selama ini. Sangat indah ya, Yan.” (bersambung)

Padang beloved city, 03 Februari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post