ELFASANTI, M.Pd

ELFASANTI, M.Pd Guru SMP Negeri 5 Bukittinggi Sumatera Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penyesalan (part 21)

Penyesalan (part 21)

# tantangangurusiana hari ke 80

Selesai sholat isya kami makan malam, aku menyambung pembicaraan yang tadinya terhenti sejenak. Bagaimana Nak? Apa Rendi sudah punya calon?. “belum ada Bu, Rendi pingin sendiri dulu sampai Rendi memang siap lahir dan bathin”. “Ibu jangan cemas, Rendi masih muda Bu, belum terlambat untuk berumah tangga. Berumah tangga itu susah Bu, banyak yang harus dipelajari. Rendi pingin menikah hanya sekali dalam seumur hidup. Kalau begitu keputusanmu, Ibu tidak akan memaksa dan menentukan jodoh untukmu. Tapi pesan Ibu jangan terlena dengan pekerjaan sehingga lupa usia. “Rendi paham Bu”.

Pengunjung kafe siang ini agak sepi, sehingga Willy dan Rully bisa agak santai, tapi dari dalam aku mendengar pembicaraan mereka dengan nada agak tingi dari biasanya. Mereka membahas masalah pembagian kerja. Merasa tidak nyaman dengan suara ribut, aku keluar dan membawa keduanya keruang makan. “ada apa kalian berdua, malu kalau pembicaraan tadi terdengar oleh pengunjung. Segala sesuatunya bisa dibicarakan dengan baik baik, tidak harus dengan emosi dan saling melotot. “Bu Fitri, aku tidak senang dengan cara kerja Willy, dia pilih pekerjaan yang enteng dan ringan saja Bu, sementara aku mengerjakan yang berat dan butuh tenaga lebih kan tidak adil namanya Bu, aku tidak mau bekerja sama Willy lagi”. “Begini Rully, semuanya sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing masing, dari postur tubuh , kamu badannya lebih besar dari willy tenaganya pun pasti kuat, sementara willy badannya kurus, tinggi badan juga kurang, apa kamu terlalu berhitung dengan tenagamu yang kamu gunakan?. Jangan seperti anak kecil juga Rully, kalian berdua sudah Ibu anggap seperti keluarga sendiri. Kalian juga anggap diri kalian bersaudara, mana mungkin antara saudara perhitungan seperti itu.

Rully menganggukkan kepalanya, dan mengulurkan tangan ke arah Willy, “maafkan ya Willy, aku khilaf aku termakan hasutan syaitan. Segera Willy menjabat tangan Rully, aku juga minta maaf ya Rully. “Nah, kalau seperti ini kan bagus, mudah mudahan rezeki kita bertambah, kalau bertengkar rezeki kita makin jauh. Sekarang kita adalah satu keluarga besar, jangan ada permasalahan lagi setelah ini. cukup satu kali ini kita membahas hal yang sama. Alhamdulilah aku lega kedua karyawanku kembali akur dan makin kompak dalam bekerja. Sambil bernyanyi nyanyi kecil Rully mempersiapkan bahan untuk menu besok pagi. Semua bahan sudah disusun rapi di dapur menunggu pagi agar hidangannya hangat dan segar.

Tiga hari lagi Rendi berangkat menuju Palembang, mereka menempuh jalur darat, karena harus mampir ke jambi dan Lampung dan mengadakan acara serah terima di Lampung. Rendi juga telah mempersiapkan barang barang yang akan dibawa. Kantor juga memberi fasilitas rumah yang dapat ditempati beberapa orang karyawan. Aku harus rela melepas Rendi demi karir dan masa depannya. Mudah mudahan tabangkik batanga tarandam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terus buk lanjut

27 Jul
Balas

okeh okeh

27 Jul



search

New Post