ELFASANTI, M.Pd

ELFASANTI, M.Pd Guru SMP Negeri 5 Bukittinggi Sumatera Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penyesalan (part 24)

Penyesalan (part 24)

# tantangangurusiana hari ke 84

Entah kenapa sejak pagi perasaanku tidak enak, mudah mudahan bukan pertanda buruk, “Ya Allah, lindungilah kami dari segala bencana dan musibah. Aku kembali menyibukkan diri dengan pekerjaan di kedai. Ibu juga ikut membantu Rully dan willy di dapur. Semua menu hari ini sudah selesai dimasak dan siap dihidangkan. Masih terlalu pagi, pengunjungpun belum ada yang datang. Siska dan Ryan juga sudah siap berangkat, sibuk dengan aktifitasnya masing masing.

Habis zuhur, ada telepon dari kantor Bima, memberi kabar Bima tertabrak kereta api dan sekarang dibawa kerumah sakit. “Astagfirullah Ya Allah, aku berlari ke dalam memanggil Ibu, “Bu, aku harus ke rumah sakit Bu, Bima tertabrak kereta. “Biar saya yang antar Bu Fitri, kamu tetap dikafe”, Willy mengangguk pertanda mengerti perkataan Rully. Dengan mengendarai sepeda motor, aku menuju rumah sakit, aku berharap Bima tidak apa apa. Dalam benakku terbayang kalau seseorang tertabrak kereta tubuhnya hancur tidak berbentuk. “Ya Allah, aku tidak sanggup membayangkan kondisi Bima, informasi dari kantor juga tidak jelas kesannya tergesa gesa. Jalanan siang ini sangat padat, macet, beberapa kali Rully hampir terlempar keluar dari badan jalan. “Hati hati Rully, nanti kita ikut masuk rumah sakit”, perjalanan yang biasanya dua puluh menit sekarang hampir empat puluh menit baru sampai digerbang rumah sakit. Kami langsung kebagian Unit gawat darurat, disana banyak teman kantor Bima, tapi aku tidak melihat Bima. “Bagaimana keadaan Bima Pak?”, Sabar ya Bu, Bima sedang ditangani dokter bedah. Bu Atika teman sekantor Bima mengajak aku duduk, “bagaimana ceritanya Bu Atika? Kenapa sampai tertabrak kereta?. “Ceritanya Bima mau melintasi rel kereta padahal kereta sudah kelihatan dari ujung jalan, tapi Bima nekat menyeberang, tinggal selangkah sampai ke seberang rel kaki Bima tersandung dan Bimapun jatuh dengan kaki kiri ditengah rel. Kereta tidak dapat dihentikan akhirnya kaki Bima tergilas kereta. Saya belum tau pastinya Bu Fitri, kita tunggu informasi dari dokter yang menangani Bima.

Tiga jam aku menunggu belum ada juga informasi dari ruang bedah. Aku duduk menunggu dengan sabar ditemani teman teman kantor Bima. Perawat keluar dari ruang bedah dan menanyakan keluarga pasien, aku berjalan mengikuti perawat, ternyata aku diajak ke ruang dokter. Disana dokter telah menunggu dengan memegang hasil ronsen. Aku duduk dan belum berani membuka pembicaraan. “Ibu istrinya Pak Bima?”,Iya dokter”. “Dari hasil ronsen kaki pak Bima, tulang kaki kirinya remuk sampai ke betis, dan tidak bisa diselamatkan, jadi kaki Pak Bima harus kita amputasi Bu, kita obati sekaligus mencegah infeksi. Aku terpana, kaki Bima harus dipotong?, kalau dipertahankan juga berakibat buruk untuk kaki bagian lutut dan paha “kalau begitu lakukan yang terbaik untuk suami saya dokter”. Setelah menandaangani surat pernyataan aku keluar dan kembali ke ruang tunggu. Ternyata Ryan dan Siska sudah di rumah sakit. “bagaimana keadaan Bapak Bu?, “kaki Bapak harus diamputasi karena tulangnya remuk”. Ibu sudah menyetujui, dan Bapak segera dioperasi. Anak anak saling berpandangan, tidak menyangka akan seperti ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ikut berduka dengan kejadian pak Bima, semoga kembali normal, keren bu cantik ditunggu kelanjutannya, sukses selalu

01 Aug
Balas

terimakasih Ibu

01 Aug

Ya Allah. Musibah bisa terjadi pada siapa saja. Semoga keluarga pak Bima sabar menerima cobaan ini.

01 Aug
Balas

Aamiin Bu

01 Aug

Mantap... lanjut un

01 Aug
Balas

mokasih Ima

01 Aug



search

New Post