ELFASANTI, M.Pd

ELFASANTI, M.Pd Guru SMP Negeri 5 Bukittinggi Sumatera Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penyesalan (part 25)

Penyesalan (part 25)

# tantangangurusiana hari ke 85

Dengan sabar anak anak menunggu Bima keluar dari ruang operasi, tapi belum ada tanda tanda operasinya selesai, lampu isyarat sedang ada operasi masih menyala, dua jam kami duduk menunggu, kami banyak diam larut dengan pikiran masing- masing. Akhirnya pintu ruang operasi terbuka, perawat memanggil “Keluarga Pak Bima?”. Aku langsung berdiri menemui perawat, “Bu, Pak Bima telah selesai operasi, sekarang manunggu dua jam menjelang dibawa ke ruang perawatan”. “Iya Bu,”. Aku kembali duduk menunggu, terasa lama sekali menunggu dua jam. Akhirnya Bima dipindahkan ke ruang perawatan. Bima belum sadar, karena operasinya bius total, dalam keadaan tidak sadar Bima, memanggil namaku,”Fitri maafkan aku, aku telah menyia nyiakan kamu dan anak-anak, tidak memberikan nafkah kepada kalian, aku suami tak berguna, hidup hanya menyusahkan dan menjadi beban, ampuni aku Fitri”. Aku dengarkan pengakuan Bima walaupun dia bicara dalam keadaan tidak sadar. Panjang lebar dia menjelaskan penyesalan tentang prilakunya selama ini. Siska dan Ryan juga mendengar pengakuan Bima. Entah kenapa airmataku mengalir begitu saja, kami bertiga saling mendekat dan aku memeluk anak anak. Sebenarnya kami menyayangi Bima, hanya sifat buruknya yang membuat kami menghindar dan membiarkan dia berbuat semaunya. Tujuan kami hanya membuat Bima jera dan menghentikan kebiasaan main togel dan taruhan taruhan jenis apapun.

Satu jam kemudian Bima mulai siuman, matanya melirik kiri dan kanan, “Fitri, kenapa aku tidak mati saja ditabrak kereta, aku hidup menyusahkan saja, suami tidak bertanggung jawab, tidak pernah memberi nafkah untuk kamu dan anak- anak, kalian pernah tidak makan karena gajiku habis untuk membayar potongan Bank dan. memasang taruhan. Sekarang hutangku semakin menggunung, lima belas tahun lagi baru lunas. Uangnya habis tak ada bekas, sementara kakak tempat aku bergantung sudah menghadap yang Maha Kuasa”. “ sekarang kamu istirahat jangan pikir yang macam macam, pikiran dapat memperlambat penyembuhan. Hari semakin malam Siska aku suruh pulang dengan Rully. Sementara Ryan menemani aku di rumah sakit. Sampai tengah malam kesadaran Bima belum pulih seluruhnya, sering menggigau saat kereta menggilas kakinya, Bima berteriak minta tolong, “tolong, tolong, kakiku tersangkut”. Aku dan Ryan bergantian berjaga, tapi tetap tidak bisa istirahat. Akhirnya, kami berdua tidak tidur semalaman.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga Bima segera baikan, keren bucantik, sukses selalu

01 Aug
Balas



search

New Post