# tantangangurusiana hari ke-87

Selama cuti sakit, Bima menghabiskan waktunya di kamar, sesekali ke luar untuk menghirup udara pagi dan berjemur. Aku kasihan melihat Bima, semakin hari badannya kurus. Padahal kami dengan ikhlas merawat dan menjaga Bima. Bagaimanapun Bima adalah Ayah Anakku, masih berstatus suamiku walaupun kami tidur dikamar yang terpisah. Hal ini bukan yang baru lagi, tapi sudah berlalu bertahun tahun semenjak Bima sering tidur di rumah almarhum kakaknya. Pernah beberapa tahun yang aku berniat minta cerai dari Bima, tapi anak anak melarang, mereka meminta aku untuk bersabar, malu di dengar tetangga dan langganan, Ibu dan Bapak sudah dewasa dan anak anak sudah besar. Atas saran anak anak aku mengurungkan niatku untuk berpisah dari Bima. Alhamdulilah dengan adanya kedai dan kafe kebutuhan kami sehari hari tercukupi dan bisa menabung sedikit demi sedikit.

Sesekali teman kantor Bima berkunjung dan memberi semangat hidup kepada Bima, orang yang kondisinya lebih parah dari ini masih tegar melanjutkan hidup. Yang penting dada ini harus diisi dengan iman dan dekatkan diri kepada sang pencipta. Sepertinya nasehat teman Bima, yang sekaligus ustadz dapat mengisi sanubari Bima sedikit demi sedikit. Aku dengar Bima mengaji setiap selesai shalat shubuh dan magrib, shalat sunat mulai dibiasakan. Alhamdulilah, perobahan setarus delapan puluh derajat. Cuti sakit Bima berakhir hari ini, hari senin Bima sudah mulai masuk kantor dan bekerja seperti biasa. Nampaknya Bima sudah siap memulai hari baru kembali ke kantor. Senin pagi Bima diantar Ryan, sekaligus langsung ke rumah sakit untuk kontrol dan tambah obat. Berkat kebijaksanaan pimpinan kantor, Bima tidak diberi pekerjaan keluar kota atau meninjau proyek ke luar daerah. Bima tetap bertugas di kantor dibagian admistrasi kepegawaian. Sebesar apapun kesalahan yang dilakukan Bima, dia tetap kepala keluarga dan pemimpin rumah tangga. Mudah mudahan dia tetap istiqamah dan disisa umur, Bima kembali ke jalan yang di redhai.

Rendi rencananya mau mengambil cuti dan akan pulang ke Padang. Aku memang sudah kangen dengan anak sulungku ini, walau sering berkomunikasi namun pasti berbeda kalau bertemu langsung. Aku sampaikan berita gembira ini kepada Ibu dan adik adiknya, mereka bahagia mendengar abangnya mau datang. Kedatangan rendi masih dua minggu lagi. Mudah mudahan perlajanannya lancar dan tidak ada halangan apapun. Kedatangan Rendi bertepatan dengan acara wisuda Siska.