Warna warni sifat
Duduk santai di sore hari sambil mengamati orang-orang lewat biasa kulakukan akhir- akhir ini. Sore ini ingatanku tak lak lepas dari cerita guru walikelas anakku saat menggambil rapor pagi tadi. Sudah tiga orang anakku yang ibuk tersebut walikelas ya, ternyata dari pengamatan beliau anakku yang sekarang ini, memiliki sifat sangat beda dengan Abang dan kakaknya. Gadis kecilku ini lebih egois kaya ibu guru itu, semaunya dia nomor satu sehingga apapun usaha untuk mencapai keinginan nya pun dilakukan. Kakaknya dulu juga pintar, kalem, rajin tidak tampak egoisnya, lalu si Abang juga tidak mementingkan diri sendiri lebih mengikuti apa kata kawan, solidaritas tinggi.
Saya tertegun dengan cerita ibu guru tadi sambil merenungi bagaimana sifat satu sama lain supaya akur selalu seperti saya dan kakak kakak saya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
benerbu harus akur he he salam kenal salam literasi