Eli Amalia

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

KINCIR HARAPAN

KINCIR HARAPAN

Oleh : Eli Amalia, S. Pd.

"Kincirnya lima ribu dua yaa mbah. Anakku wis seneng kincir buatan mbah." seorang ibu menawar dagangan mbah Remo di pasar pagi sambil membuka dompet Louis Viton hitamnya. Gelangnya yang menyilaukan mata si Mbah terkena pantulan matahari yang sepenggalah.

Suasana pasar pagi itu cukup ramai. Riuh rendah para pedagang yang menawarkan dagangannya. Dipadu dengan tawaran pembeli yang rata-rata ibu-ibu berharap dapat harga murah.

"Jangan bu. Satunya tiga ribu rupiah. Jadi semua enam ribu."

"Kan beli dua mbah. Lima ribu yaah. Diskon gituh. Dikii, ayo kita pulang " sambil menaruh uang berwarna coklat di atas dagangan simbah.

"Aku masih ingin main bu, "ujar Diki.

Kotrek kotrek wiiir wiir. Diki memainkan kincirnya sambil berlari kecil di sekitar sang ibu.

"Sudah, ayo pulang, "sambil menarik tangan anaknya.

"Bu, kok ini gimana toh", Mbah Remo bingung harus berkata apa lagi. Tatapannya nanar melihat ibu dan anak yang semakin jauh dari hadapannya.

"Ini rezekiku, Alhamdulillah. "Tangannya yang legam mengambil duit lima ribu dan mengusap ke wajahnya yang penuh dengan keriput.

#####

Mbah Remo biasa membuat mainan tradisional yang terbuat dari kertas minyak dan beberapa bilah bambu. Event Agustus ini selalu dinanti karena biasanya dagangannya lebih laris dari bulan bulan lainnya. Hari Kemerdekaan RI menjadi berkah tersendiri buat Mbah Remo. Dia berharap rezeki lebih kali ini.

"Sik mbah, sudah siang, aku pulang duluan yaa, Alhamdulillah daganganku laris hari ini.." Yu Minah penjual tahu pamit kepada Mbah Remo.

" Yaa cah ayu, hati-hati di jalan yaa, Alhamdulillah kalo laris." jawab Mbah Remo.

"Tadi si ibu itu nawar dagangan Mbah ya, kok gak protes mbah? " Yu Minah malah bertanya.

"Kamu tuh, udah pamit juga, kok malah tanya. Jadi pulang gak? "

"Hehe pulang Mbah. Tapi mau tau dulu yang tadi."

"Sudah, ini memang rezeki Mbah hari ini. Tak apa. "

"Iii bisa-bisanya yaa tuh ibu nawar pedagang kecil. Padahal tadi saya liat, dompetnya bagus loh Mbah. Mahal itu." Yu Minah malah semangat cerita.

"Mbah mana tau barang mahal. Sudah ah, kamu ini malah gosipin orang toh, gak baik, Cah Ayu. Gusti Allah sudah menetapkan rezeki kepada hamba-Nya. Yang penting ikhtiar dan berdoa. " Mbah Remo menatap gadis di depannya.

"Yo wis Mbah. Aku pamit. Assalamualaikum. "sahut Minah sambil menggendong keranjang tahu yang sudah kosong.

#######

Bulan mengintip di balik awan pekat. Sejak Isya tadi, rumah Mbah Remo yang berdinding gedeg sudah tertutup rapat.

"Maaf yaa bu e. Rezeki kita hari ini lima ribu rupiah. Padahal berharap dapat banyak apalagi ini agustusan. Biasanya rame pembeli. Gimana bisa nabung untuk haji. Tabungan kita belum banyak."

"Pa e ini gimana toh. Kan sering ngajarin bu e supaya bersyukur apapun yang didapat. Lagipula berharap jangan sama manusia, pada Gusti Allah. "

"Astaghfirullahal 'adzim. Bu e benar. Makasih, bu e memang istriku sing ayu tenan." Mbah Remo mencoel pipi istrinya yang sudah kempot karena banyak gigi yang sudah copot.

"Iiih gombal ah. Malu sama umur." muka Mbah Rumi bersemu merah.

Mbah Remo menatap istrinya dengan penuh cinta.

Kotrek kotrek wiiir wiir. Suara kincir yang terpasang depan rumah Mbah Remo bertiup kencang. Menitipkan asanya pada angin malam. Melarungkan mimpi mimpi yang terpendam.

:####

Dibuat 05 Agustus 2015 , baru posting di sini September 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisah nan menawan. Sehat dan suksess elalu Bu cantik

04 Sep
Balas

Terimakasih juga Bu Elvina yang cantik.

04 Sep

Bagus bunda ceritanya. Ada budi tersembunyi di sana. Terus kembangkan karakter untuk anak negeri. Salam literasi. Salam kenal bun,

04 Sep
Balas

Masya Allah. Salam kenal juga bunda.

04 Sep

Bagus sekali. Ditunggu lanjutannya. Salam literasi Bu Amalia. Salam kenal dari Jember

05 Sep
Balas

Terimakasih pak

05 Sep

Terimakasih pak

05 Sep
Balas



search

New Post