Pagi ini hujan badai melanda Kota Medan. Setelah beberapa minggu panas melanda. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 06.15 hujan tak kunjung reda. Angin dan petir bersahutan menambah cekam suasana pagi ini. Dengan melafazkan bismillah, saya pun langsung mengeluarkan motor dan melaju di jalanan. Tak ingin terlambat. Yang kepikiran saat ini adalah anak-anak SMP masih ujian USBN. Sepeda motor melaju pelan mengikuti deras air hujan yang membasahi mantel.

Perjalanan saya cukup jauh kurang lebih sepuluh kiloan dari rumah. Sesekali petir menyambut di depan mata. Disertai dengan suara gemuruh. Beberapa kali saya harus dikejutkan dengan ban motor yang masuk ke jalanan yang berlubang. Untung saya tak sampai jatuh atau motor mogok. Kalau baju sudahlah...basah kuyup. Hanya doa yang terpanjat dalam hati. Ini ujian saya di pagi hari ini. Dan ini belum seberapa dibandingkan ujian sahabat-sahabat guru yang harus mengajar di pedalaman. Mereka harus melewati medan yang terjal, melewati jembatan, bahkan menyebrangi sungai untuk sampai di lokasi sekolah. (seperti gambar yang saya Googling). Entah mengapa kok terbayang itu ya. Mungkin ingin memotivasi diri saya dan memastikan semua akan baik-baik saja.

Saya harus tiba di sekolah beberapa menit sebelum ujian dimulai. Kebetulan tahun ini saya adalah panitia USBN, jadi harus mempersiapkan segala sesuatunya aman sebelum ujian. Seperti ruangan yang tidak banjir, mengecek kehadiran pengawas, siswa, dan lain-lain. Alhamdulillah...badai dapat saya lalui meskipun dengan bersusah payah. Dan yang terpenting bisa hadir lima belas menit sebelum ujian berlangsung. Selanjutnya....memastikan ruang aman dan kondusif untuk ujian.