Perkembangan teknologi saat ini telah membawa kita pada arus serba digital dan praktis. Banyak hal yang kita rasakan bermanfaat dan membuat urusan menjadi lebih mudah. Kalau dulu pulsa habis atau token listrik kita berkedip saja mau tak mau kita harus menyempatkan diri ke toko ponsel untuk membeli kebutuhan tersebut. Yang paling repot jika malam hari tentu saja uji kesabaran kita sangat diperlukan. Bayangkan malam hari yang panas token mati dan tidak ada lampu atau pendingin udara di sekitar kita. Wuidihh....Mesti kudu sabar hingga esok hari berpanas-panas dan bergelap-gelap ria.

Tidak dengan sekarang, semua bisa dengan mudah kita akses hanya dengan jari kita asalkan kuota internet ada dan memiliki mobile banking atau sejenisnya. Selain itu banyak hal lainnya dari teknologi yang bisa kita rasakan. Belanja online line, antar jemput online, bahkan belajar on line.

Tulisan yang saya buat ini sebenarnya bukan menguraikan mengenai manfaat2 teknologi tersebut tetapi dari respon kita terhadap teknologi. Kecanggihan teknologi tentu saja tidak hanya memengaruhi ekonomi, melainkan di segala bidang di antara nya adalah dunia pendidikan.

Beberapa waktu yang lalu kami mengadakan seminar tentang penggunaan aplikasi untuk memudahkan transaksi keuangan sekolah lewat aplikasi simple bos. Beberapa di antara kami merespon dengan positif karena mempercayai sifat teknologi yang memang memudahkan, nah sebagian lagi menggerutu, atau mengkritisi kebijakan yang dianggap semakin mempersulit.

Sejenak saya teringat dengan pertama kali e-rapor digunakan. Lagi-lagi juga seperti itu. Padahal memang memudahkan, gak kebayang bila harus mengentri manual semuanya. Yah, memang tak semua dari kita yang benar-benar bersahabat dengan teknologi. Jika sudah bersahabat.... hemmmm....