Elida sustia

Pengajar di SMAN 39 Jakarta, Aktif di MGMP Ekonomi Wilayah Jakarta Timur 2...

Selengkapnya
Navigasi Web
DUA SETENGAH BULAN DI ICU (bagian 6), KEMBALI SEKOLAH ADA YANG MELECEHKAN
Setelah dua setengah bulan di ICU, kembali bersekolah dengan tulisan susah dibaca

DUA SETENGAH BULAN DI ICU (bagian 6), KEMBALI SEKOLAH ADA YANG MELECEHKAN

TANTANGAN MENULIS HARI KE - 21

Penulis : Elida Sustia (Guru SMAN 39 Jakarta)

Setelah menamatkan pedidikan di MIN (SD Islam), Abil melanjutkan pendidikan di salah satu MTS dekat rumah. Setiap hari berangkat sekolah diantar orang tuanya, pulangnya naik ojek dan sekali-sekali sudah mulai berani naik angkut barsama teman-temannya yang pulangnya satu arah. Setiap hari Abil menggunakan sepatu AFO. Seragam sekolah MTS kemeja tangan panjang dengan bawahan celananya panjang, sangat menguntungkan bagi Abil karena tidak terlihat kalau Abil menggunakan sepatu AFO yang tingginya sampai sebetis dan terpasang dalam sepatu seragam sekolah.

Karena tertutup celana panjang, sehingga tidak semua teman maupun Guru Abil mengetahui kalau Abil menggunakan alat bantu untuk berjalan. Sepatu AFO sangat membantu Abil menjaga keseimbangan badan saat berdiri maupun saat berjalan juga menambah kekuatan kaki Abil untuk menupang badannya. Pertumbuhan kaki Abil belum bisa normal, masih kaku dan agak kecil sementara pertumbuhan badannya normal.

Seperti layaknya anak umur SMP masa mencari jati diri, penghargaan dari lingkungan sekitarnya sangat dibutuhkan. Disini Abil dapat ujian lagi baik dari teman maupun guru. Abil selalu ingat bagaimana diperlakukan guru maupun teman-temannya saat duduk di bangku sekolah. Suatu kali Abil mengumpulkan PR salah satu mata pelajaran, gurunya bertanya agak sinis, ini tulisanmu atau tulisan adikmu bagaimana ini tulisanya tidak bisa dibaca.

Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Abil saat itu, andai gurunya tau bagaimana perjuangan Abil untuk hidup dan sembuh dari sakitnya pastilah gurunya akan sedih. Selain itu Abil juga merasa tidak nyaman dengan sikap satu dua temannya yang mengejek dan melecehkan.

Selama sekolah di MTS Abil tidak pernah ikut olah raga yang bersifat gerakan fisik, hal ini sudah disampaikan bu Yenti ke wali kelas dan guru oleh raganya supaya ada dispensasi untuk Abil.

Jangan kan untuk menulis untuk makan sendiri saja Abil masih kesulitan, penuh perjuangan untuk menggerakan tangan sesuai keinginnya karena tangannya yang selalu gemetaran, sehingga kalau makan sendiri makanannya jadi berantakan. Untuk itu sering bu Yenti menyuapi Abil makan meski sudah duduk di bangku sekolah SLTP.

Karena sakit GBS yang begitu lama diderita Abil sehingga syaraf motoriknya seperti tangan dan kaki juga membutuhkan waktu yang lama untuk bisa pulih kembali. Masih untung syaraf otak untuk berfikir Abil tetap normal.

Hanya satu tahun Abil sekolah di MTS itu dan akhirnya memutuskan untuk keluar dan mencari sekolah pesantren supaya lebih banyak belajar agama dan bisa menghapal Al Quran. Alhamdulillah dengan kesabaran orang tuanya mencarikan sekolah yang cocok untuk Abil, akhirnya Abil diterima sekolah di salah satu pesantren.

Sempat ada keraguan bagaimana keadaan Abil kalau sekolah dipesantren. Nantikan lanjutan ceritanya besok… (bersambung)

Jakarta, 1 Mei 2020

#tatangan menulis gurusiana

#dua setengah bulan di ICU

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebat bu Yenti itu, sabar dan selalu mencarikan solusinya

02 May
Balas



search

New Post