Namanya cukup pendek, Farhan, kulitnya sawo matang badannya tidak terlalu tinggi, rata-rata seperti remaja kelas XI SMA. Sebagai siswa di SMAN 1 Sagaranten, Kab. Sukabumi farhan adalah siswa yang aktif dan berprestasi dikelasnya. Putra dari Bapak Opan dan Ibu Ida ini mengambil jurusan Ilmu-ilmu sosial sebagai pilihan dalam belajarnya. Nilai-nilainya yang cukup memuaskan di berbagai bidang ilmu-ilmu sosial mengantarkan farhan untuk mengikuti Kompetisi Sain Nasional.

Farhan tinggal di Kp. Ciasih, Ds. Ciwalat, Kec. Pabuaran. Cukup jauh jaraknya dari rumah ke sekolah. Masa pandemi adalah masa dimana seseorang benar-benar harus mengaktualisasikan dirinya secara maksimal atau minimal. Yang maksimal akan mendapatkan hasil yang juga luar biasa, sedangkan yang minimal akan mendapatkan hasil sesuai apa yang dilakukannya. Sebagai bagian dari generasi milenial, Farhan sangat memahami bahwa dirinya akan berguna jika menggunakan waktu sebaik mungkin dalam pandemi ini. Remaja yang lahir pada 10 Mei 2003 di kabupaten sukabumi ini sangat memahami potensi dirinya. Hal ini terbukti bahwa prestasi belajar yang telah di raih sejak sekolah dasar tidak serta merta membuatnya ingin masuk kelas Ilmu-ilmu Alam ketika masuk di SMAN 1 Sagaranten. Karena menurutnya bahwa ilmu apapun pasti akan bermanfaat jika dipelajari dan diamalkan.

Belajar secara daring tidak membuat Farhan surut dalam belajar. Ia menunjukkan kemampuannya yang berada diatas rata-rata teman-temannya yaitu ketika berkesempatan untuk mengikuti Kompetisi Sain Nasional yang berlangsung secara daring pada tanggal 3-4 mei 2001. Bidang lomba yang diikuti oleh farhan adalah Kebumian, yaitu salah satu cabang lomba yang pada dasarnya tidak ada mata pelajaran langsung yang mempelajari lomba ini. Contohnya mata lomba matematika maka ada pelajaran matematika yang dipelajari oleh siswa di kelas. Atau pada pelajaran geografi maka mata lomba nya juga adalah geografi. Kebumian adalah mata lomba yang harus dipelajari secara mandiri diluar pelajaran-pelajaran yang telah diterima siswa dikelas. Berkat kegigihannya farhan mampu menjadi juara 1 di tingkat kabupaten dan sebagai wakil kabupaten sukabumi untuk maju ketingkat provinsi.

Pada saat ditanyakan apa cita-citanya Farhan masih bingung menjawab, namun yang jelas ia ingin kuliah di Perguruan tinggi negeri. Ketika ditanyakan apakah akan mengambil jurusan geologi atau masih mendekati kebumian farhan juga masih bingung menjawab. Hal ini mungkin berkenaan dengan masa depan yang terbentang dan farhan sendiri saat ini telah menginjak dijenjang kelas XII.

Selamat dan sukses kepada Farhan putra pajampangan yang telah mampu mengaktualisasikan dirinya dan juga telah mematahkan stigma bahwa remaja hanya bisa rebahan tanpa memiliki prestasi dan tidak produktif. Bahkan dari remaja kampung yang berada dipelosok jauh dari keramaian muncul prestasi yang dapat menjadi kebanggaan orangtua, sekolah dan dunia pendidikan. Semoga muncul farhan-farhan lain didunia pendidikan yang akan menambah gambaran positif terhadap remaja milenial.