Elis lisnawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

CERITA PONDOK "INAYAH"

CERITA PONDOK “INAYAH”

Pribadi yang sederhana, rendah hati terlihat jelas ketika sosok anak remaja menyalami kami yang kebetulan datang untuk bersilaturahmi kerumah saudara selepas lebaran lalu. Dengan perangainya yang sopan, dia menyalami kami satu persatu dan tak lupa senyum manisnya yang selalu tersungging di pipinya hingga lesung pipitnya terlihat jelas menambah manis wajahnya. Kulitnya yang sawo matang, perawakan tinggi kecil dengan jilbab lebar yang menutupi sebagian tubuhnya menambah penilaian orang yang pertama kali melihatnya memiliki kesan baik, ditambah tutur kata yang terucap dari bibirnya begitu lembut tanpa ada nada tinggi dari setiap perkataannya. Dialah Inayah saudara kami yang berasal dari Jambi yang kebetulan sedang menikmati liburan dari pondoknya pasca lebaran lalu.

Berangkat dari keluarga yang boleh dibilang sangat berkecukupan. Anak pertama dari empat bersaudara dengan orang tua, ayah dan ibunya bekerja sebagai PNS di Instansi Pemerintahan di kota Jambi. Ayahnya yang sering dinas keluar negeri menyebabkan ibunya yang berprofesi sebagai guru matematika di sebuah SMA di kota Jambi lah yang lebih banyak bersamananya. Dia mampu keluar dan melepaskan embel-embel jabatan yang dimiliki oleh orang tuanya untuk bisa hidup mandiri dengan menerapkan prinsip hidup sederhana untuk tinggal di sebuah pondok pesantren yang jauh dari tempat tinggalnya dan melepaskan segala fasilitas yang diberikan orang tuanya.

Selepas SD memang ia diberikan pilihan oleh orangtuanya untuk melanjutkan pendidikan sesuai keinginannya, namun dari apa yang diceritakannya bahwa kemanapun dia melanjutkan sekolah orangtuanya menginginkan ia masuk ke sebuah pesantren. Sebetulnya ia memilih pesantren yang sangat jauh dari rumahnya itu adalah sebagai jawaban atas tantangan yang diberikan orang tuanya saja, bahwa ia mampu menjawab tantangan sekaligus keinginan orangtuanya untuk bisa mencari ilmu sebagai bekal hidupnya kelak di sebuah pondok pesantren. Tak ada penolakan darinya yang ada hanyalah pembuktian bahwa ia mampu mewujudkan keinginan orang tuanya dengan cara belajar menuntut ilmu sebaik-baiknya karena ia sadar bahwa tak ada yang salah dari maksud dan keinginan orang tuanya itu.

Wajar memang, ketika di awal masuk pondok Ia merasakan sesuatu yang berbeda diluar kebiasaannya. Ingat ayah dan ibunya, nangis sendiri di kamar atau sekedar ingin kembali ke rumah untuk berkumpul dengan keluarganya, tersiksa dan lain sebagainya. Namun semuanya itu dilewati dengan berbagai aktifitas yang padat di asramanya, tentunya dengan aturan ketat yang mengikatnya. Dia menceritakan bagaimana harus mendisiplinkan diri dalam berbagai hal. Mulai dari kegiatan yang diikuti harus tepat waktu, uang saku bulanan yang senantiasa harus dititip ke gurunya di asrama hingga ketika perlu, ia harus memintanya sesuai kebutuhan. Tak ada yang berlebihan, semuanya sesuai keperluannya. Management ada dalam dirinya sendiri. Management dalam segala hal. Semuanya tergantung pada diri sendiri, semakin disiplin hidupnya maka akan semakin teratur semuanya. Bagaimana ia harus mencuci sendiri, lalu setelah kering harus langsung dirapihkan karena tidak mengenal setrika. Itu salah satu hal kecil yang perlu kedisiplinan pribadi. Banyak pembelajaran yang didapat, hingga sosok mandiri, tanggung jawab bisa terlihat dari sosok sederhana dengan perangai lembutnya.

Kehidupan di pondok memang menyisakan cerita sendiri bagi anak. Bagaimana ia mengatur kehidupan dirinya sendiri tanpa bantuan orang-orang yang menyanyaginya. Jauh dari sifat manja dan ketergantungan. Hal positif inilah yang mesti ada dalam setiap diri anak. Tidak mudah memang namun dengan pembiasaan yang berulang-ulang maka semuanya akan membekas dalam diri hingga menjadi sesuatu hal yang mengkristal dalam diri.

Salut memang, ketika banyak anak yang dengan bebas dan bangganya menggunakan fasilitas dan kebesaran nama orang tuanya. Ia mampu melepaskan semuanya itu, Ia mampu menyimpan status dan kedudukan orang tuanya untuk tidak diketahui orang lain, dikala tak sedikit dari mereka yang pamer dan menggunakan nama besar orangtuanya hanya untuk sekedar nampang atau gaya-gayaan. Bahkan yang lebih miris lagi dari sebagian kasus anak didik saya yang muncul bahwa tidak sedikit dari mereka yang menjadi korban gaya hidup sekarang ini padahal ia berasal dari keluarga yang secara ekonomis kurang, hingga tak sedikit cara yang dilakukan untuk memenuhi keinginannya itu dengan jalan salah. Hingga kasus malak, kasus hilang uang di kelas serta kasus-kasus lain yang mencoreng nama sekolah muncul ke permukaan.

Ternyata peran orang tua dalam membentuk karakter anak itu penting hingga sebagai orang tua kita harus mempunyai siasat dan trik yang jitu dalam membentuk kepribadian anak yang baik. Bukan bermaksud memaksakan keinginan kita pada anak namun sesuatu yang terbaik yang ingin kita dapat buat masa depan anak. Hingga peran orang tua mengarahkan dan memberi masukan mutlak harus diberikan tentunya dengan komunikasi yang baik dengan anak. Anak tetap diberikan pilihan tentunya dengan tanggung jawab penuh ketika pilihannya dapat dipertanggung jawabkan oleh dirinya.

Pembelajaran yang didapat, bahwa pemberian materi pada anak bukan satu-satunya bentuk kasih sayang yang diberikan orangtua pada anak. Materi hanyalah suatu penunjang yang membuat anak sukses menggapai cita-citanya. Meski peran orang tua harus mendukung segala keinginan dan bakat yang ada pada anak, namun tidak serta merta mengikuti segala keinginannya tanpa memberikan masukan positif dan negatifnya terhadap apa yang akan diambil oleh anaknya. Semoga kita bisa menjadi orang tua yang tidak hanya bisa memaksakan kehendak pada anak, tetapi menjadi orang tua yang mencoba memberikan tanggung jawab penuh terhadap pilihan anak. Satu hal yang pasti bahwa kebahagiaan dan kesusksesan anak dimasa depan menjadi hal yang membanggakan bagi orang tua. Tidak hanya sukses dalam pendidikan namun sukses membuat anak berakhlaqul karimah itu yang lebih penting dan utama. Semoga kita bisa mencapainya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren! Daya tarik judul, membuat penasaran. Hebat, po ko e!

12 Jan
Balas

Mksh Bu Dewi,,,,

07 Jan
Balas

Mantap bu elis....

06 Jan
Balas

Mantap bu elis....

06 Jan
Balas

Mantap bu elis....

06 Jan
Balas

Mantap bu elis....

06 Jan
Balas

Mantap bu elis....

06 Jan
Balas

Mantap bu elis....

06 Jan
Balas

Mantap bu elis....

06 Jan
Balas

Mantap bu elis....

06 Jan
Balas



search

New Post