Elis lisnawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

TAK KENAL CINTA BUTA YANG ADA CINTA MATI

Kehidupan rumah tangga memang sesuatu yang unik. Pembelajaran terus muncul disana, ada hal-hal baru yang senantiasa timbul dari waktu ke waktu. Dan itu berlangsung terus mengikuti perputaran arah jarum jam. Suka duka senantiasa datang silih berganti yang menuntut orang didalamnya untuk senantiasa bersikap bijak terhadap apa yang terjadi. Tak akan ada kebahagiaan yang terus menerus hadir namun tidak pula kesedihan yang akan terus menghampiiri, keduanya datang silih berganti. Kenyataan itulah yang mestinya harus diterima oleh seseorang yang menjadikan gerbang rumah tangga sebagai pintu untuk mendapatkan keberkahan di dunia dan di akhirat, banyak ladang pahala disana yang akan membuat seseorang menjadi lebih berguna dan bermanfaat hidupnya.

Namun demikian hal yang perlu diantisipasi adalah bahwa pemicu konflik atau permasalahan itu demikian komplek, sehingga lagi-lagi hanya orang bijak yang akan mampu menyikapi permasalahan dengan baik dan mampu melewati semua konflik yang ada tanpa adanya ekses. Tak mudah memang, ketika dua orang manusia disatukan dalam sebuah ikatan rumah tangga dimana mereka berangkat dari dua keluarga yang berbeda dengan baground, pola asuh, kebiasaan dan segalanya yang berbeda sehingga akan muncul ego pribadi, maka komunikasi yang baik dan komitmen untuk saling menghargailah yang dapat membuat keutuhan rumah tangga tetap berlangsung. Bukan secarik buku nikah atau cincin pernikahan yang senantiasa ada di jari manis, namun komitmen yang kuat dalam dirilah yang ada dalam setiap pasangan hingga mereka menjadikan rumah tangga sebagai satu-satunya sarana yang dapat membawa kemaslahatan di dunia dan akhirat.

Kadang kita merasa aneh melihat kenyataan kehidupan rumah tangga. Ada keluarga yang nampak harmonis, harta melimpah, jabatan digenggam, anak yang lucu-lucu, namun diusia pernikahannya yang sudah sangat lama mereka berpisah dengan alasan ketidakcocokan, berbeda prinsip atau apapun itu. Ada hal lain yang membuat mereka tidak bisa bertahan dalam kehidupan rumah tangganya. Ketika kejenuhan muncul dalam rumah tangga, jenuh terhadap rutinitas keseharian yang itu-itu juga bertemu dengan orang yang sama dalam kurun waktu yang lama atau mungkin ketertarikan dengan perempuan/laki-laki lain di luar suami atau istrinya, itu yang akan menjadi penyebab retaknya rumah tangga. Disadari atau tidak bahwa masa puber itu terjadi ketika adanya perubahan seorang anak dari masa anak-anak ke masa dewasa dengan berbagai perubahan psikis, fisik dan pematangan fungsi seksual. Kemudian puber kedua konon katanya akan dialami laki-laki atau perempuan ketika mereka sudah memasuki usia 40 tahun, tentunya dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Ini mungkin yang harus mendapat porsi lebih ekstra seseorang untuk bisa memanage perasaannya. Rasa yang akan menjadi bumerang ketika seseorang tidak bisa menahannya, rasa yang akan menimbulkan bencana dalam rumah tangga ketika seseorang memupuk rasa itu dengan orang yang tidak semestinya. Dan rasa yang akan memupus kenangan indah bersama orang yang telah mengucap janji suci dihadapan sang pencipta.

Yang bisa dilakukan manusia hanyalah mengikuti setiap fase yang semestinya harus dilalui tentunya dengan tidak keluar dari koridor agama. Dengan menjadikan orang yang ada disamping kita adalah satu-satunya orang yang telah menghapus masa lalu dan siap merenda masa depan, orang yang telah teruji kesetiaannya mendampingi masa-masa sulit yang dihadapi serta orang yang siap mewujudkan segala angan dan impian yang tergambar ketika manisnya cinta disatukan dalam gerbang pernikahan. Apapun riak dan gelombang kehidupan rumah tangga yang nampak hanyalah bentuk ujian kesetiaan cintanya. Tak akan ada pikiran dan keinginan mengorbankan sesuatu yang telah dirintis, dilalui, dibina dengan susah payah hanya karena hasrat sesaat yang hadir. Dengan dasar iman yang dimilikilah, manusia akan mengambil keputusan terbaik yang realistis. Tidak ada lagi cinta yang membutakan segalanya karena logika tidak jalan namun cinta matilah yang ada dalam dirinya ketika ikatan pernikahan yang sakral telah dijalaninya bersama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeeen! Jadi instrosfeksi diri!

19 Apr
Balas

Siiip,,,,komitmen yg susah sebenarnya karna datangnya cinta tak bisa disangka kehadirannya hingga prinsip pun hrs diambil agar tak merana karena siswa eh karena cinta,,,,

19 Apr
Balas

Mantapp tehjh..mati karena cinta heee

19 Apr
Balas



search

New Post