Hilang tertelan bumi, begitulah mungkin pepatah mengatakan perihal keberadaan masker. Mulai awal merebaknya virus Corona di Wuhan awal Januari lalu, berlahan masker mulai langka. Jika adapun harganya selangit.

Entah apa yang menjadi penyebab hilangnya masker dari peredaran. Memang produsen tidak memproduksi masker lagi, ataukah memang ada pihak-pihak tertentu yang sengaja menimbun masker.

Beberapa Minggu yang lalu penjual masker banyak bersliweran di beranda Facebook dan toko online lainnya. Itupun dengan harga yang sangat fantastik sekitar 250rb/box -600rb/box. Sempat menghitung juga berapa laba yang diperoleh penjual jika harga semula hanya 30rbuan. Jika laku 10box saja sudah jutaan itu untungnya apa lagi jika ratusan box, alamat bisa langsung pergi umroh buat sekeluarga besar.

Dari sini bisa kita lihat mental beberapa warga yang benar-benar tak manusiawi. Mencari untung di tengah musibah. Mencari kesempatan di dalam kesempitan. Menari di atas penderitaan orang lain. Entah pepatah apa lagi yang cocok buat mereka.

Biberapa Minggu ini nampaknya pihak Facebook dan beberapa toko online memblokir akun-akun yang menjual masker. Pemerintah pun juga melakukan penangkapan kepada para penimbun masker. Keputusan yang bijak menurut saya. Dengan seperti itu setidaknya membatasi pergerakan oknum-oknum penjual masker nakal.

Jika seperti itu akhirnya harapan terakhir adalah berharap masker bisa kembali ada di tengah-tengah masyarakat. Berharap pemerintah memantau pendistribusian masker di seluruh apotek di tanah air. Sehingga masyarakat yang membutuhkannya untuk melindungi diri dari virus corona bisa mendapatkannya dengan mudah. Dan bisa sedikit meredam kegalauan akan merebaknya virus itu.