eliyani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
NAGARI LASI

NAGARI LASI

NAGARI LASI

Oleh:Eliyani

__________

Aku lahir dan besar di Kota Medan, sejak tahun 1956, kedua orantuaku merantau ke Medan, orang tuaku sendiri berasal dari Nagari Pasir Kec. Ampek Angkek, bertetanggaan dengan Nagari Lasi Kec. Candung.

Dulu Kecamatan Canduang dan Ampek Angkek disatukan dengan nama Kecamatan Ampek Angkek Canduang.

Sejak tgl 5 Maret 2002 berdasarkan Perda Agam maka Kecamatan Canduang definitive hal ini merupakan dampak dari Otonomi Daerah ditahun 1999.

Saat ini aku menetap di Nagari Lasi Kec.Candung karena ikut Suami.

Suamiku asli Lasi.

Sebenarnya menurut adat Minang yang menganut sistem Matriakat maka laki-lakilah yang tinggal di rumah istri.

Tapi, begitulah suamiku malah membawaku tinggal dirumahnya, karena dari empat orang bersaudara hanya ia yang menetap di kampung, saudara-saudara- nya yang lain pergi merantau. Jadilah aku tinggal di Lasi bersama suami merawat ibu beliau yang sudah sepuh (baru meninggal setahun lalu).

Nagari Lasi ( kampung/desa, di daerah Minang disebut dengan nagari) terketak di kaki Gunung Merapi di atas ketinggian lebih kurang 1.100 m berjarak kira-kira 13,15 Km sebelah selatan Kota Bukittinggi merupakan perkampungan yang subur.

Menurut cerita(legenda), nama nagari Lasi diambil dari beberapa versi cerita yang beredar di tengah masyarakat, di antaranya :

1. Lasi berasal dari nama sejenis kayu, Kayu Lasi

2. Pada zaman dahulu, beberapa rombongan pertama yang tiba di tempat subur ini berusaha mencari sumber air. Ketika masing-masing rombongan telah berhasil ( *lah asia* dalam bahasa Minang), menemukan sumber mata air ( *sasokan* dalam bahasa Minang). Rombongan pertama (tertua) mendapatkan ( lah asia) sumber air di sebelah timur ( *ujuang* dlm bahasa Minang) maka disebutlah *lah asia nan tuo* lama-lama dialek tersebut berubah menjadi *Lasi Tuo* , demikian juga dengan *Lasi Mudo* , menunjuk pada rombongan kedua yang berhasil ( lah asia) mendapatkan sumber air di sebelah Barat ( *puun* dalam bahasa Minang).

Dari cerita tersebut jadilah Nagari Lasi menjadi dua yaitu *Lasi Mudo dan Lasi Tuo*

Kehidupan masyarakat Lasi umumnya adalah petani, setiap orang yang berkunjung ke Lasi akan di suguhkan pemandangan bentangan sawah yang luas sejauh mata memandang dipagari Gunung Merapi yang menjulang bersisian dengan Bukit Barisan, pastinya sangat indah dipandang mata.

Jika teman-teman berkunjung ke Lasi, jangan lupa mampir di *Galangang Awa* di sini teman-teman pecinta kopi bisa menikmati *Kopi Lasi* kopi jenis Arabica yang tumbuh di kaki gunung merapi memiliki cita rasa khas pastinya nikmat, singkat kata *belumlah lengkap kunjungan ke Lasi jika belum menikmati Kopi Lasi*.

Sebelum meninggalkan Lasi, ayo beli oleh-oleh *Keju Mozarella khas Lasi* produk lokal halal berkualitas, hasil dari peternakan sapi milik putra Nagari Lasi, seoarang pengusaha muda yang berhasil kembangkan pabrik keju pertama di Sumatera bernama *Suhatril Sutan Rangkayo Basa* beliau merupakan lulusan S2 Teknik Perminyakan ITB.

Demikian cerita saya sekilas tentang Nagari Lasi, semoga saat teman-teman berkesempatan ke Sumatera Barat tidak lupa mampir di Nagari Lasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post