eliyani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Selamat Hari Guru

Selamat Hari Guru

Oleh :ELIYANI,

----------------------

Peringatan hari guru kali ini diwarnai dengan musibah pandemi Covid-19, awalnya kita begitu terkejut, bingung bagaimana menjalankan pembelajaran dalam situasi ini. Sekolah ditutup, arahan untuk belajar di rumah digaungkan. Para orang tua kelimpungan menghadapi anak-anak, ternyata mengajarkan aksara itu tidaklah semudah yang dibayangkan. Beragam keluhanpun terlontar, bahkan tudingan “guru makan gaji buta” karena dianggap tidak menjalankan tugas tetapi masih menerima gaji. Ujaran yang menyakitkan sekaligus menjadi tantangan tersendiri tentunya.

Berlahan, kitapun terbiasa, dengan semangat yang tidak tergoyahkan, berbagai upayapun dilakukan demi anak didik tersayang. Bahkan ada rekan guru dengan suka hati mendatangi anak didik sapai ke rumah-rumah mereka. Kitapun menjadi terbiasa menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Tetap saja membutuhkan kesabaran ekstra, karena tidak semua peserta didik memiliki akses internet di rumah mereka, bahkan untuk daerah-daerah tertentu seperti Lasi, HP saja mereka tidak punya, dari 20 peserta didik saya, yang aktif mengikuti pembelajaran daring hanyalah sekitar 7 orang murid. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru khususnya saya.

Tidak ada kata menyerah untuk sebuah pengabdian, bagi saya sendiri melakukan kunjungan keluarga bagi murid-murid tertentu adalah bagian dari pengabdian tersebut. Tidak mudah memang tapi ini harus dilakukan, agar materi ajar tersampaikan buat mereka, meski hasilnya tidaklah maksimal, tebukti saat diadakan ulangan tengah semester hanya beberapa murid yang bisa menjawab dengan benar. Saya katakan pada murid-murid saya bahwa yang tepenting adalah semangat belajarnya bukan melulu tentang hasil.

Di tengah situasi seperti ini, saya sangat sedih, ada anak murid saya ( saya guru kelas 6) yang tidak pernah mengikuti pembelajaran bahkan tugas-tugas yang saya berikanpun tidak ia kerjakan, saat melakukan kunjungan keluarga ternyata murid saya ini harus membantu orang tuanya dalam menopang ekonomi keluarga, di samping ia sendiri tidak memiliki keinginan untuk belajar katanya, “ Utak awak ndak sanggup lai Buk, alah tu sekadar pandai mambaco sen wak, bialah ndak tamat gai sakolah.” Sedihnya orang tua si Anakpun tidak mendukung saya, baginya tidak perlu datang belajar yang penting dapat ijazah saja, bagaimana mungkin ada orang tua yang berpandangan sempit begitu saat ini. Diskusi dengan kepala sekolah dan teman sejawat memutuskan bahwa untuk semetara, kita diamkan saja dulu murid yang satu ini.

Memperingati “Hari Guru” kali ini saya merasa masih belum cukup upaya untuk sebuah pengabdian panjang sebagai pendidik, banyak hal yang belum saya lakukan semoga kesempatan itu masih terbuka selama masih diberi nafas oleh Allah SWT.

Di akhir tulisan ini, ingin saya mengucapkan walau tidak terlalu indah dan menyentuh di hati, tetapi sebuah ucapan tulus sebagai sesama pendidik, “ Marilah kita rawat keramahan bukan kemarahan, berkomunikasi dengan hati bukan anti pati.” Selamat Hari Guru buat semua rekan guru Indonesia, semoga pengabdian kita tercatat di Lauhul Mahfudz sebagai sebuah amal ibadah yang akan memperberat timbangan kebajikan kelak di Yaumil Hisab, aamiin ya Rabbana.

Lasi, 24 November 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post