Ibu sudah pastilah setiap hari penuh kesibukan. Dari pagi sampai malam, dan pagi lagi. Berulang setiap hari. Tetapi tidak melulu satu jenis macamnya. Mulai dari mengurus diri, anak - anak, suami, orangtua, saudara, bahkan orang lain. Kesehariannya penuh warna.

Sebagai ibu rumah tangga kebersihan, kerapian, keteraturan barang yang ada di rumah menjadi tanggungjawabnya yang harus dihandle agar semua beres. Makanan yang sehat, lezat dan bergizi, halal dan thoyib harus ada dan menjadi menu yang siap dihidangkan untuk keluarga tercinta. Ibu harus menjadi sosok multi talent dalam segala hal. Bila ada yang sakit ibu yang akan menjadi dokternya. Agar anak makan dengan lahap, ibu harus menjadi koki yang handal dalam memasak. Begitulah seorang ibu yang harus mampu menghadapi setiap problem yang terjadi pada diri dan keluarganya.

Meta selain sebagai ibu dan istri juga berkiprah di masyarakat sebagai pengajar. Secara otomatis, keadaannya membuat ia harus benar-benar pintar membagi waktunya. Suatu ketika karena ia lalai mempersiapkan malam harinya, ia kalang kabut di paginya. Anak yang biasanya terkondisikan, kali ini membuat ulah yang membuat perasaannya tambah kacau. Satu persatu keperluan anak terselesaikan dan berada di sekolah. Legalah Ia bila Anak - anak sudah berada di sekolah. Kini tinggal urusan ke sekolah. Karena keterbatasan waktu, ia raih tasnya, ambil kunci motor, ambil pampers, minum dan makanan untuk anaknya yang masih kecil. Sepatu ia pakai dan sampailah ia di sekolah. Lho kok apa yang dipakainya? Sepatu di kaki kiri dan sandal di kaki kanan. Astaghfirullah...pekiknya. Malu sekali. Beruntunglah ia bisa menyiasati...sepatu dan sandal ia lepas masuk ke kelas...hanya beralas kaos kaki dan ia mengajar seperti biasa, seolah tidak ada apa-apa. Alhamdulillah anak- anak tidak ada yang tahu dengan keadaan gurunya.