TM..3  Gurusiana

Lain ladang lain ilalang. 

Peribahasa yang tak asing di telinga kita.

Begitu pula dengan kisah Annisa Salsabilah Munthe. Terlahir di Sibolga, 19 April 2005. 

Berbeda dengan kisah Asraini, Anissa adalah alumni MAN 1 Tapanuli Tengah angkatan 2023. saat ini sedang  menempuh pendidikan di Universitas Terbaik se-Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara (USU) Jurusan Psikologi. 

Selama bersekolah di MAN 1 TapTeng, Annisa aktif mengikuti kegiatan  ekstrakulikuler. Sepertik Tahfidz alquran, Tilawah, dan Paduan Suara. Tiada hari tanpa kegiatan. Begitulah motto Annisa. Jadwal kegiatannya selalu padat. Tiap hari Jumat sepulang sekolah, ia langsung mengikuti kegiatan tahfidz. Alhamdulillah, berkat kegigihannya itu, ia dapat menyelesaikan hafalan Al-Quran sebanyak 2 juz.

Sebuah prestasi yang patut mendapatkan apresiasi. Menurutnya, kegiatan tahfidz ini sangat menambah keilmuannya di bidang cara membaca alquran, tajwid, makhraj dengan tepat, benar, dan baik. 

Tantangan lainnya yang digelutinya adalah seni Tilawah. Walaupun tidak  ada bakat, tapi kegiatan seni itu diikutinya dengan tekun. Rasa senang itu menimbulkan semangat untuk menambah relasi seiman. Alhasil, ia merasa menjadi lebih dekat kepada Tuhan. 

Yang tak kalah penting adalah ekstrakurikuler Paduan Suara. Demi mendulang ilmu yang barokah, Anisa berlatih di dua grup paduan suara. Yaitu yang ada di dalam dan di luar madrasah. Seperti menjadi anggota paduan suara dalam MTQ di tingkat Kecamatan dan Kabupaten.

Selain itu,  tak jarang pula ia mengikuti kegiatan ceramah dan berpidato. Karenanya ia selalu diamanahi untuk berdakwah di kegiatan safari Ramadhan. Tentang berpidato, wah jangan ditanya. Ia sering tampil di depan publik. Mulai menjadi pembina apel di madrasah hingga menjuarai Syarhil Al-Qur'an. Baik tingkat kecamatan maupun tingkat Kabupaten se-Tapanuli Tengah.

Kini, Annisa tak lagi bersekolah di MAN 1 Tapteng. Ia telah ada di babak baru pendidikannya. Yaitu menjadi mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Bangga sekaligus sedih. Bangga karena mampu menembus universitas impian. Apalagi cara masuknya pun dengan jalur prestasi. 

Sedangkan sedih juga sempat  menghinggapinya. Maklum, karena harus terpisah dari orangtua. Harus jauh dan mandiri di negeri rantau. Apalagi di tempat baru itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ia telah bertekad bulat, bahwa segala aral harus dihadapinya dengan tegar. Ia juga berjanji bahwa akan menyelesaikan kuliahnya dalam kurun waktu 3,5 tahun.

Demi mencapai semua asa itu, ia rela memperdalam ilmu bahasa asing dan teknologi. Baginya, mustahil jika menjadi sarjana psikologi tanpa menguasai bahasa asing dan teknologi. Baginya, membanggakan orangtua dan madrasahnya adalah kewajiban.

Semoga Allah SWT meridhoi usaha baiknya. Aamiin.

Salam Literasi.

Salam Asmara.

Barus , 30 Oktober 2023

SMILY ( So Much I Love You)