ELOK NOFIANDANI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
GREENFLATION ATAUKAH GREEDFLATION???

GREENFLATION ATAUKAH GREEDFLATION???

GREENFLATION ATAUKAH GREEDFLATION???

Penulis: Elok Nofiandani, S.E

( Guru Ekonomi MAN 1 Pamekasan)

Dalam era di mana keberlanjutan dan kesadaran lingkungan semakin menjadi perhatian global, istilah "greenflation" muncul sebagai fenomena yang merujuk pada kenaikan biaya yang terkait dengan peralihan ke praktik dan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Artikel ini akan menjelaskan konsep greenflation, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan implikasinya terhadap masyarakat dan ekonomi global.

Ap itu Greenflation? Dengan menggabungkan Hijau dan Inflasi, Greenflation adalah istilah yang menggabungkan kata "green" (hijau) dan "inflation" (inflasi). Ini mencerminkan pandangan bahwa transisi ke ekonomi dan praktik yang lebih berkelanjutan tidak selalu tanpa biaya. Sebaliknya, ada kenaikan biaya terkait dengan upaya untuk mengurangi dampak lingkungan dan bergerak menuju pola konsumsi yang lebih bertanggung jawab.

Faktor-faktor Penyebab Greenflation:

1. Investasi dalam Energi Terbarukan: Pergeseran dari sumber energi konvensional ke energi terbarukan memerlukan investasi besar dalam infrastruktur dan teknologi baru, yang dapat meningkatkan biaya produksi energi.

2. Teknologi dan Inovasi Lingkungan: Pengembangan teknologi hijau dan inovasi lingkungan memerlukan sumber daya dan penelitian yang signifikan, yang dapat menciptakan tekanan biaya pada perusahaan yang berinovasi.

3. Kebijakan dan Regulasi Lingkungan: Implementasi kebijakan dan regulasi lingkungan dapat memicu peningkatan biaya kepatuhan untuk perusahaan dalam mematuhi standar dan persyaratan lingkungan.

4. Permintaan Tinggi terhadap Produk Hijau: Jika permintaan terhadap produk hijau meningkat, produsen mungkin mengenakan premi harga karena tingginya biaya produksi atau sumber daya yang digunakan.

Apa saja yang menjadi dampak dari greenflatin?

1. Tantangan bagi Konsumen: Masyarakat mungkin menghadapi kenaikan harga barang dan layanan, terutama yang terkait dengan teknologi hijau, transportasi berkelanjutan, dan produk bertanggung jawab lingkungan.

2. Dorongan untuk Inovasi: Meskipun greenflation dapat menjadi beban, hal ini juga dapat mendorong inovasi dan efisiensi di sektor-sektor tertentu untuk mengurangi dampak lingkungan dan biaya produksi.

3. Investasi dalam Keberlanjutan: Greenflation dapat meningkatkan investasi dan fokus pada proyek-proyek dan bisnis yang mendukung keberlanjutan, menciptakan peluang ekonomi baru.

4. Perubahan Pola Konsumsi: Kenaikan harga dapat merubah perilaku konsumen, mendorong pemilihan produk dan layanan yang lebih ramah lingkungan.

Dalam menghadapi greenflation, tantangan utama adalah mencapai keseimbangan antara upaya untuk mencapai keberlanjutan dan meminimalkan dampak negatif pada masyarakat. Pemerintah, perusahaan, dan konsumen perlu bekerja sama untuk menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan dan peluang greenflation di masa depan.

Sedangkan istilah Greed inflation, atau inflasi keserakahan, adalah istilah yang mencerminkan keterkaitan antara keserakahan yang tidak terkendali dan inflasi ekonomi, yang mengindikasikan situasi di mana keserakahan berlebihan dalam ranah keuangan dan korporasi berkontribusi pada tekanan inflasi secara keseluruhan terhadap barang dan jasa. Ini mencerminkan suatu keadaan di mana dorongan tanpa henti untuk mendapatkan keuntungan dan keuntungan pribadi, sering kali terwujud melalui praktik spekulatif dan pencarian keuntungan korporasi, mengubah dinamika pasar, menyebabkan harga yang terlalu tinggi. Fenomena ini dapat merusak daya beli konsumen, memperburuk ketidaksetaraan pendapatan, dan menciptakan lingkungan volatilitas pasar. Inflasi keserakahan menekankan pentingnya praktik bisnis etis, langkah-langkah regulasi, dan kesadaran masyarakat untuk menjaga keseimbangan antara upaya individu dan kesejahteraan kolektif ekonomi. Mengatasi inflasi keserakahan tidak hanya penting untuk stabilitas ekonomi tetapi juga untuk membentuk pasar yang adil dan berkelanjutan.

Lalu apakah peristiwa di paris di penghujung tahun 2018 yang kemudian terkenal dengan peristiwa demo rompi kuning termasuk greenflation atau greedflation? Mari kita simak apa yang sebenarnya menjadi pemicu peristiwa tersebut.

Demo rompi kuning adalah peristiwa demo besar yang terjadi di Prancis pada penghujung 2018. Mengutip dari France 24, peristiwa menyebabkan sekitar 58.600 orang turun ke jalanan Prancis untuk melakukan aksi protes menggunakan rompi kuning. Rompi kuning yang dimaksud adalah rompi berwarna kuning neon. Berdasarkan undang-undang di Prancis setiap pengendara wajib memiliki rompi kuning neon di kendaraan mereka. Jaket ini wajib dikenakan oleh para pengendara jika terjadi situasi darurat. Hal ini kemudian menjadi simbol betapa daruratnya kondisi Prancis saat itu. Situasi yang disebut darurat itu terjadi tidak lama setelah kenaikan harga bahan bakar ditetapkan di era pemerintahan Presiden Emmanuel Macron.

Masyarakat mengklaim bahwa kenaikan harga bahan bakar pada 2018 tidak proporsional. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya biaya hidup sebagian besar orang. Kenaikan biaya pajak bahan bakar ini berdampak pada masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya yang tinggal di pedesaan. Akibatnya, masyarakat ramai-ramai turun jalan dan memblokir akses transportasi. Kondisi ini tentu menimbulkan lumpuhnya berbagai sektor ekonomi di Prancis selama beberapa hari.

Tidak hanya merugikan sektor ekonomi, kericuhan yang berlangsung selama protes juga menimbulkan korban jiwa. Masih menurut France 24, pada Januari 2019, Emmanuel Macron mengumumkan bahwa demo rompi kuning menyebabkan sebanyak 11 orang meninggal dunia dan ribuan luka-luka. Sebagian besar korban berasal dari kalangan demonstran dan polisi. Seperti yang disebutkan sebelumnya, demo rompi kuning di Prancis terjadi karena masyarakat memprotes kebijakan kenaikan harga bahan bakar.

Kenaikan tersebut terjadi karena Pemerintah Prancis menaikan pajak bahan bakar hingga 0.029 euro per liter. Mengutip dari Vox, alasan pemerintah menaikan pajak bahan bakar ini untuk menekan ketergantungan Prancis terhadap bahan bakar fosil. Hal ini terkait dengan agenda global yang berupaya mencegah kerusakan lingkungan dan krisis iklim. Menurut Macron, Prancis perlu melakukan reformasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dengan menaikan pajaknya. Kondisi ini malah justru menyebabkan inflasi dan memicu kenaikan biaya hidup masyarakat secara signifikan.

Nah...sekarang anda bisa menilai apakah peristiwa rompi kuning termasuk greenflation ataukah greedflation..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post