Ketika Jelita

Oleh Elvia Luthfiasari

50 adalah sebuah angka. Tapi buat saya, 50 lebih dari sebuah angka. Bermakna-makna bisa saya dapatkan. Tapi itu cukup menunjukkan bahwa saya sedang menuju tua, setelah setengah abad saya lalui. Tidak ada yang tahu masih diberi waktu sampai angka berapa.

Para Jelitas yang baik hati dan tidak sombong, dengan usia yang menuju setengah abad, perubahan apa dalam tubuh yang dirasakan para jelitas? Kalau saya pribadi sich, ternyata Ketika menyadari usia setengah abad, yang pertama saya “pencrongi” adalah begitu banyak uban yang tumbuh dikepala. Aih, itu adalah petunjuk nyata menua.

Rambut Beruban..hmm. Banyak candaan yang sering dilontarkan bahwa para jelitas sudah meninggalkan dunia hitam. Apa maksudnya? Ternyata rambut kita sehelai demi helai menuju ratusan helai sudah mulai memutih. Ada memang beberapa walau usianya sudah menuju 50 bahkan 60, tapi rambutnya masih sehat, tetap terurai dengan baik dan warna masih tampak hitam. Mengapa bisa terjadi demikian? Itu artinya bahwa uban atau rambut memutih sebenarnya korelasinya rendah dengan usia. Banyak factor yang membuat uban tumbuh lebih cepat. Rambut memutih biasanya justru karena factor keturunan, psikis, terpaan zat kimia, dan asupan gizi yang tidak seimbang.

Tapi seiring dengan bertambah usia memang semakin banyak perubahan dalam tubuh kita. Termasuk perubahan warna rambut. Solusinya bagaimana? Sebagian dari para jelitas mereka mencat rambutnya dengan warna, coklat, coklat tua, atau pirang. Bolehkah? Tentu boleh dong. Sebagian para ibu merasa aman karena mengenakan jilbab. (tapi tentu jilbab tidak ada hubungannya dengan uban).

Selama tidak berlebihan mencat rambut masih dibolehkan koq. Apalagi bila dengan mencat rambut bisa memberikan dampak para jelitas lebih semangat, berenergi, tidak tampak tua dan lusuh. Menjadi jelita yang bahagia dan tetap berjiwa muda akan menularkan semangat berbuat kebaikan.

Baktitu, September 2022