Elvia Luthfiasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Membangun Budaya Kesalehan

Membangun Budaya Kesalehan

Membangun Budaya Spiritual 

Oleh: Elvia Luthfiasari

 

Obrolan pagi ini terasa seru. Obrolan tentang nilai-nilai pancasila. Duh berat..karena yang menjadi teman berbincang adalah seorang guru PKN yang juga mantan wakasis. Obrolan santai dan serius ini karena mengamati anak-anak yang sedang persiapan pembiasaan pagi. Calon-calon pemimpin bangsa yang sedang berikhtiar untuk menuntut ilmu dan menempa diri di sekolah kami.

Kegiatan pagi sholat duha dan tadarus menjadi agenda wajib bagi seluruh peserta didik. Kami meyakini pembiasaan baik akan membentuk karakter yang baik. Dan tugas lembagalah untuk membangun dan menciptakan budaya yang baik, yang islami, dan yang menerapkan makna Ketuhanan Yang Maha Esa. 

Memaknai nilai-nilai agama berdasar dalil adalah sebuah keharusan bagi umat yang beragama. Memaknai nilai-nilai ketuhanan yang ada dilandasan negara kita akan melengkapi pemahaman dan pengalaman nilai-nilai agama dalam keseharian kita. Sinergitas kedua nilai-nilai ini sudah seyogyanyalah akan menjadikan kita semakin mengimani dan bertaqwa kepada Allah SWT. Ikhtiar ini semoga bisa menggiring agar peserta didik menjadi pribadi yang taat beribadah.

Taat beribadah adalah kunci makna dari mengapa manusia diciptakan oleh Allah SWT. Ketika seorang hamba menunjukkan ketaatannya dengan melakukan Ibadah habluminallah dan Ibadah  Habluminnas, sudah bisa dipastikan Ia sudah mempunyai kesalehan spiritual maupun kesalehan sosial. Spiritual yang saleh akan menggiring pada pikiran yang jernih, sikap yang tidak ikut-ikutan, teguh, bisa membedakan mana yang haq dan yang bathil. Taat beribadah juga sebagai indikator memaknai bahwa nilai-nilai pancasila sudah terinternalisasi dalam diri anak bangsa. Warga negara yang memahami landasan negara kita adalah Pancasila, semakin memahami bahwa beragama dan taat beribadah itu sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. 

Sepantasnya profile pelajar Indonesia itu adalah pelajar yang taat beribadah. Ketika seorang anak sudah dibiasakan untuk taat beribadah sebenarnya dengan penuh harapan bahwa semua aktifitasnya  sudah diniatkan karena Allah SWT, bukan karena takut guru atau ustad. Anak-anak kita dilatih untuk mencintai TuhanNya. Anak-anak kita dilatih bahwa beribadah kepada Allah adalah sebuah kebutuhan hamba. Tapi, jadi gamang, karena hal ini  sering dihubungkan dengan masalah pribadi. Yang sepertinya sangat tabu apabila kita menguliknya. Disinilah kekuatan lembaga pendidikan atas nama agama apapun bisa membangun iklim yang lebih memaknai nilai-nilai ketuhanan dengan program-programnya.

Memang bukan sesuatu yang sederhana ternyata. Jadi mengaca diri dan bahkan seperti menampar muka sendiri. Sebelum berharap banyak kepada peserta didik, bagaimanakah dengan para gurunya dan orang tuanya, sudahkah taat beribadah juga?  Sudahkan nilai-nilai spiritual dan kesalehan terinternalisasi dalam diri? Sebuah refleksi yang cukup berat.  Semua masih berproses, berupaya, berikhtiar dan senantiasa berdoa semoga selalu bisa memberikan contoh yang baik kepada anak-anak bangsa. 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post