Elvia Luthfiasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ungkapan Rindu pada Sang Ibu

Ungkapan Rindu pada Sang Ibu

Ziarah Bulanan

Oleh Elvia Luthfiasari

Sebagai makhluk Allah yang masih diberi kesempatan hidup maka nikmat syukur atas kehidupan tentunya haruslah selalu diucapkan. Mensyukuri hidup bahwa kita masih diberikan kesempatan untuk beramal sholeh dan bermanfaat untuk sesama. Bisa juga masih terbukanya pintu untuk kita bertaubat atas semua dosa-dosa yang sudah kita perbuat. Karunia Allah begitu besar untuk hamba-hambaNya, apakah kita tidak memikirkannya.

Subuh ini hujan sangat lebat dan tidak seperti biasanya. Dingin yang menyusup di pori pori kulit membuat badan kami terasa menggigil. Suami hanya bisa duduk terpekur belum memberikan aba-aba untuk berangkat ke Kampung Gobang Cipecang Pandeglang. Ya, hari ini kami berencana untuk pergi berziarah ke makam ibu mertua untuk yang kesekian kali.

Hampir setiap bulan kami lakukan ziarah menengok kuburannya. Perjalanan selama kurang lebih 3 jam Jakarta- Banten dengan jarak sekitar 140 km selalu kami nikmati dari sejak Ibu masih ada sampai sekarang Ibu sudah terbaring tenang dikuburannya. Dulu ketika Ibu masih ada setiap bulan kami datang dan walau hanya menginap satu malam tetap kami usahakan datang. Sekarang ketika Ibu sudah tidak ada, Jarak dan waktu tak menghalangi kami untuk menjumpai kuburannya. Setidaknya mumpung kita masih bisa berkunjung. Waktu diantara hari kerja pun selalu kami coba cari agar bisa berkunjung kesana. Karena anak lelaki tetap milik ibunya, dan saya harus mensupport cara suami saya untuk berkhidmat pada ibundanya.

Sempat saya berseloroh bukankah cukup dengan mendoakannya saja selesai shalat fardhu? Jadi tidak perlu kita memaksakan harus tiap bulan berziarah? Suami hanya menjawab kuburan itu menjadi saksi dan tempat akhir almarhum ibu bersemayam. Lantunan ayat alquran yang kita baca akan terdengar dan menjadi penerang bagi para penghuni kubur. Biarlah kunjungan ini menjadi cara ungkapan rindu pada almarhumah, begitu alasannya.

Bismillah kami pun berangkat setelah menunggu hujan agak reda. Perjalanan yang kami tempuh bahkan lebih lancar dari biasanya. Melalui jalan tol baru Panimbang kami ternyata bisa menghemat waktu walau e-tol cukup terkuras. Keluar tol menuju jalanan ke kampung Palanyar cukup lancar karena anak-anak sekolah masih libur. Kamipun menikmati jalanan yang cukup terjal dan tidak bersahabat sepanjang kampung Palanyar ke Gobang. Tepat 2,5 jam kami sampai dilokasi dan langsung menziarahi kuburan ibunda.

Berziarah ke kuburan ibu yang memakan waktu tidak lebih dari 15 menit membuat wajah putranya lebih tenang. Bergegas kami pun pulang kembali ke Jakarta. Setelah bersilaturahim sebentar dengan paman dan Uwak, kami pun pamit untuk pulang. Mampir sebentar untuk sholat dzuhur dan makan siang disebuah resto kami pun melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Alhamdulillah sebelum waktu sholat Ashar kami sudah sampai di kantor suami. Maka nikmat Allah mana yang hendak kamu dustakan. Berniat baik maka semua perjalanan dimudahkan dan dilancarkan. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post