Gempa Bumi Terjadi? (690)
Gempa Bumi Terjadi?
(Bagian 2)
Khairani terperanjat melihat kondisi rumahnya akibat gempa bumi. Keramik berserakan pecah. Tembok rumahnya banyak yang retak. Celengan kelincinya yang terbuat dari gerabah hancur berkeping-keping. Ia memunguti uang hasil celengannya yang berserakan. “Hiks..hiks.. hiks.. hiks…hiks.., Mama..kenapa rumah kita jadi seperti ini.” Isak Rani melihat kondisi rumahnya.
“Sabar sayang Allah sedang menguji kita, Allah menyuruh kita untuk semakin mendekat kepada-Nya. Kita masih beruntung rumah kita masih berdiri, coba Rani lihat banyak rumah tetangga kita yang rata dengan tanah. Bahkan mereka kehilangan orang-orang yang mereka
cintai. Allah akan menguji kita sesuai dengan batas kemampuan kita nak.”
“Yo.. Mama.”
Mama menghapus air mata Rani sambil memeluk erat tubuh mungilnya.
“Ayo nak, kita keluar dari rumah ini, bangunan ini sudah tidak aman bagi kita karena goncangan gempa bumi susulan masih bisa terjadi kapan saja.” Mama mengajak Rani kembali menuju ke tempat pengungsian.
“Mama..nanti kita akan tinggal dimana?. Dinding rumah kita banyak yang retak. Ambo takut rumah kita rubuh Ma...” Mama tersenyum sambil mengelus kepala Rani.
“Nak.. Allah itu kaya, nanti Allah akan kirimkan bantuan untuk kita. Rani harus bersabar dan jangan lupa berdo’a yo!, agar kita bisa segera memperbaiki rumah kita.” Mama menciumi kening putri cantiknya.
“Yo.. Ma...”
“Nah.. sekarang kamu bisa bermain dulu bersama kawan-kawan. Mama mau ke dapur umum dulu untuk ikut mempersiapkan makanan.”
“Yo.. Mama.”
Khairani mencari kawan-kawannya. Mereka bertukar cerita tentang pengalaman gempa yang mereka rasakan. Setelah puas saling berbagi cerita Rani kembali ke tenda pengungsiannya.
“Rani..ayo makan dulu!.” Mama menyodorkan sebungkus nasi sumbangan kepadanya.
“Tidak Ma.., ambo belum lapar.”
“Ada apa denganmu nak, kenapa wajahmu tidak ceria?.”
“Mama.. ular Naga itu jahat ya?.”
“Ular Naga apa maksudmu santiang?.”
“Ular Naga yang menggeliat di dalam bumi sehingga menimbulkan goncangan gempa dan merobohkan banyak rumah serta menelan banyak korban jiwa. Tadi Yazid kawan Ambo cerita Ma, penyebab gempa bumi itu adalah ular Naga yang sedang menggeliat. Ular Naganya pasti sangat besar ya Ma?.”
Mama tersenyum mendengar kepolosan putri cantiknya.
“Santiang.., Gempa bumi itu terjadi bukan karena ular Naga yang sedang menggeliat.” “Terus apa dong Ma? Semua kawan-kawan Rani juga tadi bilang begitu.”
“Sayang.. gempa bumi itu ada yang Vulkanik dan ada yang Tektonik.”
“Apa maksudnya Ma?.”
“Gempa bumi Vulkanik itu terjadi karena gempa yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Akibat aktivitas magma sebelum meletus maka muncullah gempa yang bisa dirasakan oleh wilayah di sekitar tempat gunung berapi itu berada.”
“Terus kalau yang tektonik apa penyebabnya Ma?.”
“Gempa bumi tektonik terjadi karena pergerakan atau pergeseran lempeng bumi, sehingga menimbulkan goncangan.”
“Begitu ya Ma, berarti kawan-kawan Rani salah dong Ma.”
“Mereka belum tahu nak, nah.. sekarang Rani sudah tahu penyebab terjadinya gempa bumi. Rani bisa memberikan penjelasan kepada kawan-kawan. Khairani mengangguk dan tersenyum puas mendengar jawaban Mama tentang penyebab terjadinya gempa bumi.
Disadur dari tulisan Ibu Baiq Sumiati, S.HI
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sabar ya, Ranii.... Cerita yang menarik, Bun
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Alhamdulillah, selalu kereen cernaknu ustadzah Elvina, edukatif
Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Alhamdulillah
Cernak Buk Vivin slalu keren. Salam sehat Buk.
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Cernaknya mantap bucan, kandungan ilmunya sangat bermanfaat
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Musibah ini peringatan ya bun semoga kita tabah dan sabar
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Cerita anak kental akan edukasi. Menawan Ibu Elvi.
Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Cernak yg sllu inspiratif. Sukses sllu bunda.
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Cerita yang inspiratif penuh nilai2 luhur. Sukses Bu Elvina
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Mantul, Bu Vivi. Sambil cerita dan belajar. Salam sukses selalu.
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Ceritanya keren Bu Elvina Mengandung unsur pendidikan lewat tokoh Mama Rani yang pintar. Salam sehat Bu Elvina.
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Super keren bunda cantik cernak yg edukatif sukses sll nggih
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia
Cerita anak yang keren dan inspiratif Bu Elvina semoga sukses selalu
Aamiin YRA. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga sehat dan bahagia