Mengenal Tsunami

Gempa besar yang melanda Pasaman, mengakibatkan masyarakat masih sangat trauma. Sehingga masih banyak masyarakat yang tidur menggunakan tenda.

Suasana menjadi semakin menakutkan dengan munculnya bekas telapak tangan dan telapak kaki pada dinding rumah warga. Semua warga saling tanya dari mana asal bekas telapak tangan dan telapak kaki yang menempel di dinding.

“Mama.. di dinding rumahnya Eza ada bekas telapak tangan dan telapak kaki, tadi tiang lihat sendiri Ummi. Di rumahnya Diana sama Dwika juga ada Ma. Ambo takut, itu bekas telapak tangan dan telapak kaki siapa Ma?.”

Mama dan Papa saling berpandangan mendegar pertanyaan Khairaniputri.

“Belum ada yang tahu nak, siapa yang punya bekas telapak tangan dan telapak kaki. Kita ambil hikmahnya saja, dengan munculnya bekas telapak tangan dan bekas telapak kaki itu sebagai isyarat dari Allah SWT, agar kita selalu ingat kepada-Nya dan tidak lupa untuk mengerjakan salat lima waktu sesui dengan jumlah jari pada telapak yang menempel di dinding.” Papa memberikan jawaban agar Rani tidak takut lagi dengan munculnya bekas telapak tangan dan telapak kaki saat itu.

“Yo, Pa. Ambo mau rajin salat dan rajin mengaji Papa, biar Allah SWT semakin sayang sama umatnya yang beribadah.”

“Rani.. apapun yang terjadi saat ini, kita harus tetap bersyukur karena musibah yang kita alami saat ini pasti ada hikmahnya dan kita beruntung gempa bumi yang terjadi di tempat kita tidak di sertai dengan tsunami.” Mama selalu mengajarkan Rani untuk bersyukur.

“Tsunami?, baru dengar namanya tsunami. Apa maksudnya tsunami itu Ma?.”

“Nanti saja Mama jelaskan yo, Mama mau menyapu dulu.”

“Sekarang saja Ma, nanti biar Ambo yang menyapu. Ayo Mama, apa maksudnya tsunami itu?.”

Mama tersenyum melihat putrinya yang selalu ingin tahu hal-hal baru dan dia tidak akan berhenti merengek jika belum kemauannya dituruti.

“Ayooo Ma, beri tahu ambo apa tsunami itu?”

“Tsunami adalah bencana alam yang muncul berupa gelombang air laut yang sangat besar yang bisa menghancurkan apa saja yang ada di daratan. Siapa pun tidak bisa lari darinya ketika ia datang tiba-tiba”

“Dulu tsunami pernah terjadi di negara kita. Tepatnya di Aceh pada tahun 2004 yang menyebabkan banyak korban jiwa dan harta. Jika terjadi tsunami kita harus menyelamatkan diri dengan cara mencari tempat yang tinggi.”

“Aduuuh.. ngeriii ya Ma, untung saja tidak terjadi tsunami di tempat kita, apa penyebab terjadinya tsunami itu Ma?.”

“Ada beberapa penyebab terjadinya tsunami yaitu adanya gempa bumi yang terjadi di dasar laut, adanya tanah longsor di dasar laut,adanya gunung berapi di dasar laut dan di daratan sekitar laut, adanya meteor yang jatuh.”

“Wah.. ternyata banyak ya Penyebab terjadinya tsunami. Semoga tsunami tidak terjadi lagi ya Ma.”

“Aamiin.”

“Ma, terima kasih yo, sudah mau berbagi ilmu sama ambo.”

“Yo sayang. Mama sangat bahagia karena Rani mau belajar.”

Rani tersenyum manja. “Mama ambo sudah berjanji mau menyapu, sekarang mau menyapu dulu. Rani mengambil sapu yang masih dalam genggaman tangan Mama.

Disadur dari tulisan Ibu Baiq Sumiati, S.HI