Elvi Sundari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Dawuh Pak Menteri

Seruak bahagia di antara degup dada ini saat bersatu dengan mereka. Siapa mereka? Adalah guru-guru prestasi se-Indonesia. Guru-guru Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua hadir memenuhi gedung A Kemendikbud Jakarta Pusat.

Kumandang lagu-lagu daerah pun menyambut kedatangan kami. Woow... Masing-masing bangga begitu lagu daerah mereka diperdengarkan.

Acara puncak Hari Guru Nasional ini dibuka oleh tari Rampak Bedhug dari SMKN2 Pandeglang, Banten. Hadir dalam acara ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Muhajir Efendi untuk memberikan pidato utamanya. Penganugerahan penghargaan, pemenang lomba, simposium pun dihelat. Tak ketinggalan guru-guru penulis se-Indonesia pun tumplek blek memenuhi Plaza Insan Berprestasi.

Dalam pidatonya, menteri pendidikan menghimbau semua praktisi pendidikan (guru dan tenaga pendidikan) untuk selalu berintrospeksi diri. Tak lain agar tujuan pendidikan tercapai. Guru dalam hal ini adalah penentu yg berada di garda depan pendidikan. Di tangan gurulah ujung tombak pendidikan.

Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi. Yang sejatinya ketiga hal tersebut merupakan keberlanjutan. Bila guru kualitas, kompetensinya pun tak diragukan. Selanjutnya, saat kompetensi guru oke, maka penghargaan pun datang berupa sertifikasi.

Pak menteri pun berharap agar guru-guru yang sudah menerima tunjangan profesi karena sertufikasinya agar meningkatkan profesionalismenya. Jangan sampai antara guru bersertifikasi, dan guru honorer sama dalam perjuangannya.

Guru tidak hanya mengajar tetapi yang lebih utama adalah mendidik. Guru tak bisa mengajar mapelnya dengan baik bisa memanggil ahli mapel tersebut. Tapi tak sesederhana itu peran guru dalam mendidik. Karena mendidik tak dapat diwakilkan. Perlu kehadiran, keteladanan.

Semboyan bpk pendidikan Ki Hajar Dewantoro pun mendapatkan perhatian beliau. Mestinya tak hanya Tut Wuri Handayani sebagai logo pendidikan di Indonesia. Namun, mestinya Ing Ngarso Sung Tulodho, dengan memberikan contoh yang baik pada siswa, dan Ing Madyo Mangun Karo pun harus di kemas jadi satu.

Tak heran bila dalam kenyataannya guru hanya mendorong dari belakang. Hingga banyak guru yang belum bisa menjadi contoh untuk anak didiknya. Lebih-lebih bersama-sama siswa untuk maju. Sebagian guru masih menabukan hal itu.

Ayo, rekan-rekan guru!

Kitalah sejatinya yang berjaga di garda terdepan pendidikan bangsa ini. Di tangan gurulah nasib bangsa ini ke depan.

Selamat Hari Guru Nasional!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereen bu guru

11 Dec
Balas



search

New Post