Elvi Sundari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Romantika Kelas SKS

"Remidi sekarang, Bu?" tanya mereka. "Ya, setelah saya absen." jawabku.

Setelah nama tiap siswa di kelas ini kupanggil, mereka bergegas menuju lab komputer. Tak lain untuk mengikuti ujian perbaikan atau remidi. Sementara sebagian yang lain sudah berkelompok sesuai tugas yang mereka lalui.

Ya, beginilah sistem pembelajaran SKS. Siswa harus aktif mengikuti langkah pembelajaran yang sudah tersusun sedemikian rupa pada UKBM (Unit Kegiatan Belajar Mandiri). Kelas pun terbagi atas beberapa kelompok sesuai capaian belajar mereka. Di kelasku ini sudah lahir tiga kelompok yang berbeda. Ditambah satu kelompok yang masih harus remidi.

Satu jam berlalu dengan berjibaku mondar-mandir menghampiri dan melepas satu kelompok ke kelompok lain sesuai kebutuhan mereka. Belum lagi dengan tingkat pemahaman yang berbeda-beda membuatku semakin tertantang. Tertantang untuk bagaimana menuntaskan pemahaman mereka tentang materi yang saat ini dipelajari. Energi terkuras. Konsentrasi harus bagus menghadapi mereka.

"Sudah, Bu. Saya tuntas." Kata mereka satu persatu sembari membawa map penilaian. "Alhamdulillah setelah empat kali remidi, akhirnya tuntas juga, ya?" Kataku sambil menerima map mereka.

Dari delapan peserta remidi keempat ini ternyata masih ada dua siswa yang belum tuntas. "Masalah kalian apa, koq belum tuntas juga?" Tanyaku untuk mengorek akar penyebabnya. "Sudah saya jawab, Bu. Gara-gara kata si Doni(sebut saja begitu) jawabannya bukan itu, ya saya ganti."

Kali ini perlakuan yang kuberikan bukan lagi mengulas materi. Karena aku berpikir materi sudah diulas empat kali. Yang perlu dibenahi adalah karakter mereka agar tidak selalu bergantung teman dan tidak percaya diri. "Sekarang kalian berdua pergi ke musholla dan lakukan sholat dhuha empat kali salam. "Wik!!!" Respon mereka. Lima belas menit kemudian mereka kembali ke kelas. "Sudah, Bu," katanya dengan lega. "Sekarang kalian ambil Jus Amma dan mengaji bergantian tiap satu surat." lanjutku.

Jadilah kelas ini belajar dalam empat kelompok dijiwai oleh bacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Yahya dan Ramadhani. Sungguh satu pemandangan yang menyejukkan.

"Kalian berdua tahu apa maksud saya dengan semua ini?" Tanyaku beberapa menit sebelum jam pelajaran di kelas itu selesai. "Tidak, Bu." Jawab mereka dengan masa bodoh. "Dengan sholat dhuha dan mengaji saya berharap kalian diberi ketetapan hati dan percaya diri dalam menjawab tes UKBM oleh Allah SWT." Kataku sambil mata berkaca-kaca teriring doa, 'SEMOGA KARAKTER KALIAN AKAN LEBIH BAIK'.

AAMIIN....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin. Makasih.

16 Oct
Balas

Keren romantika dibalut ayat suci, berharap hati menjadi suci. Barakallah

16 Oct
Balas

Aamiin.

16 Oct

Aamiin Yaa Rabbal'alamiin.. Semoga doa ibu terkabul....

16 Oct
Balas

Aamiin. Makasih suportnya.

16 Oct



search

New Post