Elvi Susanti.S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bahagia Untukmu

Bahagia Untukmu

Tantangan Menulis ke-71

Sejak duduk di kelas dua SMA aku Zaki sudah berteman dekat. Teman-teman menyebut kami pasangan yang serasi. Tamat SMK Zaki merantau ke Batam, mencari pekerjaan dan mendapatkan tempat tinggal. Satu tahun sudah ia merantau, sebelum berangkat ia pamit denganku dan berjanji dalam dua tahun ia akan kembali kepadaku. Waktu itu kami duduk di serambi depan rumahku.

“ Mir, dua tahun tunggu, aku akan mempersuntingmu” katanya padaku.

“ Aku akan setia menunggumu Ki”

Satu tahun telah kami lalui. Kami saling berkirim kabar melalui telpon dan pesan. Meski jauh rasa cintaku tak berubah. Suatu hari ia mendapat promosi dan mengatakan mungkin akan lebih sibuk . Aku bahagia untuknya. Biasanya dalam sehari menelpon lima kali, berubah hanya dua kali sehari kadang hanya sekali sehari hingga perlahan hilang tak memberi kabar sama sekali. Aku berusaha selalu menghubunggi namun tak ada tanggapan sama sekali. Meskipun demikian aku berusaha rela dan ikhlas menunggu.

Dua bulan kemudian, mendadak datang sebuah surat dan paket dari Zaki. Aku bahagia sekali menerimanya. Kejutan apa yang dipersembahkan Zaki, tidak biasanya berkirim surat kata hatiku. Dengan rasa bahagia kubuka dan kubaca surat dari Zaki.

“ Mir...., maafkan aku telah melanggar janjiku. Aku akan menikah dengan anak bosku. Maafkan aku. Kuharap kau mau menghadiri pernikahanku. Dalam kotak ada undangan dan tiket untukmu. Aku tidak memaksa, terserah padamu. Jika kau hadir aku akan sangat bahagia”.

Kubaca surat itu berulang kali rasanya tak percaya dengan isinya. Aku merasa sedih dan marah, air mata tak bisa kubendung lagi. Kurobek-robek surat itu dan menangis sejadi-jadinya. Berhari-hari mengurung diri di kamar seperti mayat hidup. Meratapi nasibku.

Seminggu kemudian aku tiba di Batam. Aku tak peduli yang akan terjadi. Di depan rumah mempelai semua orang terlihat bahagia. Orang tua Zaki menyambutku dengan senyum bahagia. Ibunya memelukku dan berterima kasih sambil menitikkan air mata.

“ Terimakasih nak, kau telah datang” ujarnya

Ku lihat di pelaminan Zaki dan istrinya saling pandang dan tersenyum bahagia. Langkahku berat napasku sesak. Rasa marah semakin pudar, saat aku semakin dekat ke pelaminan. Giliranku mengucapkan selamat, kulihat mata Zaki berkaca-kaca. Entah kekuatan darimana aku tersenyum sambil mengucapkan “ Selamat, aku bahagia untukmu”.

Guguak, 08 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wanita hebat ... salam literasi Bu, sudah saya follow.

08 Aug
Balas

Semoga segera mendapatkan yang lebih baik

09 Aug
Balas

Wah hebat.. Padahal sempat menduga bakal terjadi sesuatu yang rame..... Mainkan bun. ..

08 Aug
Balas

Terima kasih telah berkunjung bunda...

08 Aug

Tulang rusuk Zaki ada di anak bosnya ... he .. he .. bukan jodoh ..

08 Aug
Balas



search

New Post