Tantangan Menulis hari ke-4

Malam sudah larut , udara dingin jelang tengah malam makin terasa. Suara tangisan anak kecil terdengar menyedihkan. Datang dari depan rumah di seberang jalan. Timbul tanya di hati, kenapa anak yang masih begitu kecil menangis begitu lama. Tak mungkin orang tuanya tertidur atau bisa jadi anak itu sakit.

Tangisan yang tak kunjung henti terdengar semakin memilukan. Tampa ragu sedikitpun ia memberanikan diri menelpon tetangganya. Ingin bertanya apa yang terjadi dengan anaknya itu. Mungkin bisa ia bantu, karena tak tahan mendengarnya. Cukup lama menunggu panggilannya diangkat. Rasa di dada semakin menyesak. Tampa ia sadari sebagai seorang ibu yang juga punya anak bayi, air matanya berderai.

Sampai akhirnya ia merasa begitu gembira mendengar suara menjawab telponnya. Ternyata memang benar anak itu menangis meminta susu. Sedangkan persediaan susu di rumahnya habis. Sebagai seorang ibu yang punya anak seumuran tentu langsung menawarkan bantuan. Langsung ia mengambil satu bungkus susu yang di simpan dalam lemari dan mengantarkan ke depan rumah. Depan rumah ayah dari anak yang menangis itu menerima dengan ucapan terima kasih tak terkira. Terlihat dari raut wajahnya yang berlinang air mata.

Guguak, 15 Februari 2022