""Sabtu Sendu":

Oleh Ummi Ida

💜

Bila hari sabtu, hati ini membiru Sebiru air laut dipandang dari kejauhan Indah tapi dia kesepian Begitu juga hatiku Hatiku merasa sedih, ahad besok mereka tak hadir. Mereka libur, hatikupun sepi tak terdengar jeritan candaan mereka, betlari-lari. "Umi ...umi..adek itu gak ngasih abang naik perosatan". Teriak bang Arkhan ngadu ke umi guru.

Senin sampai Sabtu gembira rasa hati ini. Pagi-pagi kudengar mereka satu persatu mengaji, ada yang igro ada yang sudah al quran. Sesuai dengan usia mereka. Kemudian mereka baris melapaskan zikir pagi, asmahul husna. Dan mengikuti umi guru gerak dan lagu. Rasanya hati ini sangatlah bahagia dihibur anak-anak Surga. Bila hari sabtu mereka memakai baju profesi. Bila cuaca cerah umi guru membawa mereka berjalan jalan di sekeliling lingkungan sekolah. Masuk kelas merekapun sholat dhuha, baru umi guru membuka materi pembelajaran sesuai tema yang berjalan.

Sabtu ini aku sepertinya agak rajin, karena kulihat depan pagar rumahku rumputnya sudah gondrong. Pelan-pelan dikoret diangkat sampah rumputnya kemudia ditumpuk di tempat sampah bila sudah kering dibakar. Dulu masih ada mas suami, itu semua pekerjaan dia, tapi kini semua pekerjaan beralih ketanganku. Maklum tinggal sendiri dirumah. Bila tak sanggup memanggil orang yang bantu membersihkan halaman. Tapi, dasar akunya selalu yang tidak terima pekerjaan orang. Aku merasa kerjaanku  bersihnya sempurna, manalah mungkin tiap orang lain lain cara mereka bekerja. "Umiii..belajarlah terima kerjaan orang, biar umi sehat, jangan terlalu capek". Coleteh semut yang baris didinding. "Siiaap...semut?" Makasih atas semuanya.. Semutpun berlalu dari pandanganku.

💜💜

Tebing Tinggi

Sabtu, 28 Januari 2023