Ely farida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Stres Berbuah Indah

**Stres Berbuah Indah**

Oleh : Ummi Ida.

🥀

Hati gundah gulana, capek, stres.

Biasanya kalau hati ku senang mau nyerocos saja. Eeh..temen yang di ajak bicara jawaban menyakitkan hati. Ganti baju sudah rapi ku cari kunci Secufi. Brem...brem...akupun pergi. Sedih hati ini kemana mau dibawa, sepanjang jalan berfikir kemana ya aku ini ? Secufi ku hajar lari 60, untung jalanan sepi.

Padahal di rumah pekerjaan menumpuk cucian masih duduk bersimpuh di sebelah bibi mesin. Di meja masih berserak sayur -sayur yang mau di masak.

Semua tidak dihiraukan, karena otak berkecamuk. Kubelokkan Secufi di rumah kecantikan, mulanya mau beli bedak. Akhirnya terbujur di tempat tidur yang wajahku di elus -elus. Duh senangnya hari ini rebahanku menyenangkan.

Hilang penat setres pada hari ini. Wajah di manja, hampir satu setengah jam lamanya. Kulihat wajah di cermin yang besar. Keren segar kincrong. Ni gegara stres berbuah indah.

Hp tidak bersuara. Rupanya orang di rumah sibuk mencari ke mana perginya. Panggilan tak terjawab banyak sekali. Sampai di rumah sibungsu tanya. "Mamak dari mana" "dari dr Rina!!" Jawaban sedikit kesal. "Ooouu...keren, kok gak bilang piginya, papa nyariin" Dalam hati kok nyariin kan gara-gara dia aku kabur pagi-pagi, dalam hatiku.

Sampai dirumah langsung sayur yang berserak di meja di masak. "Gak usah repot-repot aku sudah makan" Celoteh suami dengan wajah datar. "Wii...geer emangnya aku masak untuk dia" "Lah untuk aku dong" Jawabku sedikit tegang.

Wajahnya senyam senyum, sembari menghampiriku. "Tadi pergi kemana kok lama kali." "Hampir 2 jam " Hanya diam jawabannya. Malas banyak bicara nanti tengkar lagi, karena perginya buang uang.

Yach...hidup itu penuh warna, kadang hitam gelap, putih bersih tak bermasalah, biru seperti langit indah dipandang.

Pandai- pandai aja menyikapi biduk rumah tangga walau sudah 28 tahun hidup bersama. Terkadang ada juga getar emosi melingkari hidup dalam rumah tangga. Semoga langgeng sampai maut yang memisahkan. Aamiin.

***

Mengangkat kisah dari buku diary catatan harianku 30 agustus 2020 Kebiasaan bila ada masalah yang mengganggu pikiran pasti kutulis, buat kenangan. Ternyata benar jadi kenangan, ku angkat kisah ini karena rindu Dia. Dia pergi 4 juni 2021.

Bila aku tahu dia secepat itu pergi, mungkin aku tak akan pernah mau marah-marah tak jelas. Pergi tanpa pamit, walaupun pergi untuk penenang diri.

Maafkan aku sayang? Semoga engkau bahagia disisi Allah,di tempat yang sebaik-,baiknya bersama orang-,orang yang sholeh. Aamiin.. Kamu suami yang baik penyayang. Aku saja istri yang egois. Maafkan aku...

🥀🥀

#tagurusiana(2)

Tebing Tinggi, 12 Tebruari 2023

Ahad cerah merindu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi!

12 Feb
Balas

Makasih Pak Dede?Salam sehat sukses selalu.Salam literasi kembali

12 Feb

Bila sudah pergi baru terasa betapa berharganya dia. Semoga sehat selalu Bunda.

12 Feb
Balas

Benar bunda Nanik?Belum bisa melipakannya, walau hanya sedetik.Yach...itulah hidup..Aamiin..Makasih bundaku.Salam sehat sukses selalu bersama keluarga tercints

13 Feb



search

New Post