Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

MOHON MAAF TULISAN INI SUDAH DISETUJUI OLEH ADMIN KEMARIN, ENTAH MASUK KEMANA... SAYA KIRIM ULANG...

JEJAK RAHASIA

#Tantangan365Gurusiana

Hari ke-150

Episode: Perubahan Pandu (63)

~~Ely Herlina~~

Selama dua malam ini Sania bermalam di rumah Ayah dan Ibunya, mereka berempat sengaja tidur di kamar Sania. Hidup terpisah setelah Sania bertemu dengan Ayah dan Ibunya, membuat mereka merasa kesempatan yang sekarang mereka dapatkan setelah mendapatkan idzin menginap selama dua hari bagi Sania, tidak boleh disia-siakan. Ayah, Ibu, maupun Satria mengabaikan seluruh aktifitas yang akan mereka kerjakan di luar rumah, semua lebih memilih menghabiskan waktu bersama di rumah. Semua ini membuat mereka bahagia, ibunya Sania tidak henti mengucapkan rasa syukurnya kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan bagi mereka semua untuk berkumpul.

“ Bu kenapa rasa mie instan ini jadi terasa lebih enak ya…” Kata Sania

“ Eh, beneran aku kira, cuman aku saja yang merasakan mie instan ini rasanya lebih enak dari biasanya.” Sahut Satria.

“ Ya semua itu karena rasa bahagia yang sedang kalian rasakan.” Ayah menjawab sambil tertawa.

“ Alhamdulillah… Allah sudah memberikan kesempatan ini untuk kita bisa berkumpul lagi, mudah-mudahan saja ke depannya kita masih bisa seperti ini.”

“ Iya Bu… Mami sama Papi juga sekarang sudah baikan, mudah-mudahan Papi bisa memberikan pengaruh positif untuk Mami yang memang agak kaku.”

“ Ibu dan Ayahmu ini gak bisa nahan kangen kalau terlalu lama gak ketemu.”

“ Iya betul Sania… kalau bisa sering-seringlah kamu mengunjungi kami ini.” Kata Ayah.

Rasanya Sania ingin menangis mendengar kata-kata Ayah. Sania tahu biasanya Ayah tidak seperti ini, Ayahnya jarang sekali mengungkapkan perasaannya seperti ini.

“ Ayah… Ibu… Sania juga sama, inginnya seperti ini… bisa berkumpul dengan Ayah, Ibu dan Satria… apalagi kalau Papi dan Mami juga bisa kumpul seperti ini.”

“ Mudah-mudahan ke depannya bisa seperti itu, kita semua bisa berkumpul…” Sambung Ayah.

“ Aamiin…” Sahut mereka bersamaan.

******

Hari Minggu Sore Sania baru pulang, di rumahnya ada Papi sedang ngobrol dengan dengan Mami di taman depan.

“ Papi… kapan datang? Aduh Sania kangen Papi… alhamdulillah Papi ada di sini, jadi Sania gak usyah ke ruko lagi.”

“ Papi sudah dari siang tadi… dikira kamu sudah pulang.”

“ Sania gak tega meninggalkan mereka Pi… sudah lama sekali Sania gak nginap di sana.”

“ Terus kamu tega ninggalin Mami ini?” Tanya Bu Dewi

“ Ya enggak begitu Mi… Sania juga sayang Mami dan Papi, tapi Sania juga sayang mereka Mi.”

“ Ya gak apa-apa, kalau menurut Papi sih ini berkah untuk kamu sayang… semakin banyak yang menyayangimu, semakin lengkap kebahagiaanmu. Betul kan Laras?”

“ Iya…”

“ Mi… ini Pisang keju Mami ya? Boleh Sania minta?”

“ Sana minta si Mbok buat yang baru… itu sisa Mami.”

“ Hemm… kayaknya lebih enak deh kalau makan sisaan Mami, boleh ya Mi?” Kata Sania sambil mengelendot manja kepada Bu Dewi. Sania sungguh pandai membuat hati Bu Dewi melunak.

“ Wah… kalau begitu kita makan barengan saja sayang… Papi juga ingin makan berdua sama kamu… satu piring berdua.”

“ Sini Pi… beneran Sania juga seneng kalau bisa makan bareng sama Papi.”

Bu dewi hanya melihat mereka berdua makan dengan santainya, hatinya merasa senang melihat kedekatan mereka berdua. Seharusnya mereka berdua bisa seperti ini dari dulu… tapi sudahlah… melihat mereka berdua seperti ini berdua saja sudah membuatnya sangat bahagia.

******

Sudah satu Minggu Sania tidak bertemu dengan Pandu, biasanya saat istirahat dalam satu Minggunya, Pandu bisa dua sampai yiga kali mendatangi ke kantornya. Sania pikir Pandu sedang sibuk, makanya dia tidak berani mengubungi Pandu. Tapi setelah satu Minggu berlalu Pandu tidak ada khabar beritanya membuat Sania khawatir, jangan-jangan Pandu sakit.

“ Hallo sayang… apa khabar?” Kata Sania setelah mengucapkan salam.

“ Baik… Alhamdulillah, kamu sehat?”

“ Sehat… kamu kemana saja sayang, biasanya suka ke kantor saat makan siang.”

“ Aku lagi sibuk… maaf ya…”

“ Oh ya sudah gak apa-apa, yang penting kamu sehat…”

“ Iya, Kamu juga jaga kesehatan ya…”

“ Iya sayang, ya sudah… aku mau melanjutkan pekerjaan.”

Setelah selesai telepon, Sania merasa agak sedikit heran dengan obrolannya dengan Pandu tadi, rasanya Pandu berbicara dengannya tidak seperti biasanya. Sania merasakan ada perubahan… Pandu menjadi Kaku dan seperti yang tidak leluasa berbicara dengannya… Ada apa sebenarnya? Apa Pandu sedang sakit? Ya Allah lindungilah Pandu… mudah-mudahan Pandu baik-baik saja…

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ada apa dengan Pandu

16 Jul
Balas

Semoga pandu tidak kenapa-kenapa (bahasa muda mudi) keren bu

16 Jul
Balas



search

New Post