Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

#Tantangan365Gurusiana

Hari ke-151

Episode: Terbukanya Rahasia Sania di depan Eyang Dewi (64)

~~Ely Herlina~~

Perubahan sikap Pandu mau tidak mau menjadi bahan pikiran Sania. Walaupun dia merasa tidak melakukan kesalahan terhadap Pandu, mau tidak mau tetap saja masuk ke dalam hatinya. Sania berniat untuk menemui Pandu… tanpa menghubungi Pandu lagi Sania berangkat menemui Eyang Dewi. Biasanya Pandu sering mengunjungi Eyangnya… siapa tahu hari ini Pandu ada di sana.

“ Eyang… apa khabar?” Sapa Sania setelah mengucapkan salam dan cium tangan.

“ Alhamdulillah sehat… Kamu sehat juga kan?”

“ Sehat dong Eyang… makanya bisa mengunjungi Eyang.” Canda Sania

“ Ah Kamu… Eyang kan basa-basi juga…”

“ Hehe… iya Eyang… Sania canda Yang…”

“ Hari ini kamu bawa makanan apa? Biasanya kalau ke sini selalu bawa sesuatu…”

“ Wah hari ini Sani bawa perut kosong Yang, mau numpang makan di sini.”

“ Ya sudah, ayo langsung kita makan, kebetulan si mbok lagi masak gudeg…”

“ Asiek… ini kan masakan kesukaan Pandu juga Yang?”

“ Pandu sudah satu Minggu ini tidak ke sini… dia lagi sibuk apa sih sampai gak sempat nengokin Eyangnya? Padahal biasanya hamper setiap hari dia ke sini.”

” Oh ternyata Pandu juga gak pernah ke sini juga? Sahut Sania membuat Eyang tertegun.

“ Sebentar… apa maksudmu dengan kata juga? Apa Pandu juga tidak pernah menemuimu?”

“ Euh… enggak koq Eyang… kemarin Sania habis telepon-teleponan dengan Pandu.”

“ Tapi tidak pernah menemui kamu kan? Ya sudah biar nanti Eyang yang tanya sama Pandu. Kenapa Dia begitu..”

“ Jangan Yang… biar nanti Sania yang menghubungi Pandu lagi, kelihatannya Dia sedang sibuk. Ayo Yang katanya mau makan, Sania sudah lapar nih…”

Akhirnya mereka berdua pindah ngobrolnya di ruang makan.

******

Setelah Sania pulang Bu Dewi segera menghubungi Lestari…

“ Hallo Lestari… Pandu ada di rumah?”

“ Ada Eyang…sedang tiduran di kamarnya.”

“ Ada apa dengan Pandu, sudah satu minggu ini dia tidak ke rumah Eyang… malah kata Sania juga sama, Pandu juga tidak menemuinya… Ada apa dengan anak itu?”

“ Biar nanti saya yang ke rumah Eyang, ada yang ingi Lestari ceritakan…”

“ Kenapa tidak sekarang saja? Kamu ini bikin penasaran saja.”

“ Maaf Eyang… Saya tidak mau pembicaraan Saya ini terdengar oleh Pandu… biar Saya yang ke rumah Eyang, akan Saya ceritakan semuanya.”

“ Wah kamu ini betulan bikin Eyang penasaran saja… kalau begutu sekarang juga kamu datang ke sini.”

“ Iya Eyang, saya langsung ke sana.”

******

Begitu Ibunya Pandu sampai ke rumah Eyang, langsung diberondong oleh berbagai pertanyaan.

“ Lestari… ayo ke sini, saya sudah tidak sabar lagi… apa sih yang mau kamu ceritakan.”

“ Eyang… sebetulnya Lestari bingung mau memulai ceritanya dari mana…”

“ Ya cerita saja, jangan pake bingung segala… bikin saya jadi penasaran saja…”

“ Maaf Eyang… masih ingat kalau Laras mempunyai anak?”

“ Maksud Kamu apa? Apa hubungannya dengan anaknya Laras?”

“ Eyang jangan kaget ya… Tarik napas dulu Eyang…”

“ Iya sudah…cepat kamu ceritakan semuanya, ada apa ini… kamu jangan khawatir, Eyang kuat koq.”

“ Sania Eyang… ternyata anaknya Laras.”

“ Anaknya Laras? Bukannya anaknya itu hilang…”

“ Iya Eyang… tapi sekarang sudah terkuak semua, ayahnya menitipkan Sania kepada keluarganya Rohimat, keluarga itu yang telah merawat Sania sampai dewasa.”

Eyang menyenderkan badannya ke kursi sambil memejamkan matanya, dari kelopak matanya merembes keluar air matanya melalui sudut mata. Dia tidak mengira sama sekali kalau sania adalah cucunya. Sania yang dulu sempat dia benci adalah cucunya sendiri.

“ Terus Laras sekarang ada di mana?”

“ Laras ternyata memiliki perusahaan di sini, setelah Dia berhasil di Singapura dia kembali ke sini dan mendirikan perusahaan di sini. Sania bekerja di perusahaan Ibunya.”

“ Kenapa anak itu tidak mau menemui saya, setelah pulang dari Singapura.”

“ Saya kurang tahu Eyang… laras juga mengetahui Sania adalah anaknya setelah lama bersamanya.”

“ Apa mungkin Laras membenci saya? Sampai Dia tidak mau bertemu sama Ibunya ini.”

“ Ada yang lebih penting Eyang… “

“ Maksudnya apa?”

“ Sania dengan Pandu berarti saudara sepupuan… mereka kan tidak boleh menikah.”

Eyang langsung terdiam, tanpa kata… wajahnya terlihat mendung…

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

duh duh duh...ada halangan tuh :(

17 Jul
Balas

Kasihan sania

16 Jul
Balas

Dilema nih...gimana dengan cinta sania dan pandu ya...

16 Jul
Balas

Saudara sepupu boleh aja menikah, hehehe. Ditunggu lanjutannya bu. Barokallah

17 Jul
Balas

Wow dilema sania ya bun. Kasihan sania

16 Jul
Balas

Cerita keren. Semangat berliterasi, semoga sukses selalu. Amin.

10 Sep
Balas

duh.... hiks

16 Jul
Balas

waduh...ada penghalang di depan mata..

16 Jul
Balas



search

New Post