Ely Herlina

Ely Herlina, lahir di karawang 07 Oktober 1963. mendapat tugas sebagai PNS pada Desember tahun 1984, di SMPN I Kotabaru, karawang. Tahun 2017 mendapat tugas tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

JEJAK RAHASIA

#TantanganGurusiana

Hari ke-128

Episode: Mobil Abu-abu (49)

Sesuai dengan yang sudah disepakati, Pandu sudah tidak mau lagi mngungkit masalah Bu Dewi atau Tante Laras. Pandu khawatir Eyang Dewi menjadi jatuh sakit karena teringat kembali masa lalunya.

“ Eyang… hari ini mau makan apa? Biar Pandu carikan…”

“ Gak Pandu… Eyang lagi gak mau makan apa-apa.”

“ Kalau Pandu carikan martabak Bangka gimana Yang? Kayaknya enak malam-malam begini.”

“ Jangan, sebentar lagi Eyang mau tidur…”

“ Pandu buatin wedang jahe dulu ya? biar Eyang nyenyak tidurnya.”

“ Ya sudah, buatkan yang panas ya…biar enak ke perut.”

“ Siap Eyang…” Pandu segera ke dapur, biasanya di dapur mbok Nah sudah membuat rebusan Jahe, Pandu hanya tinggal menghangatkan dan menambah gula sedikit ke dalam gelas yang akan dipakai. Mbok Nah yang melihat Pandu ke dapur langsung menghampiri.

“ Mas Pandu mau buat apa?”

“ wedang jahe untuk Eyang Dewi.’

“ Oh ya udah mbok Nah buatin pisang goreng aja, ini tinggal goreng…” Sahut Mbok Nah, ngambil adonan pisang goreng ke dalam kulkas.

“ Wedang Jahenya Pandu bawa duluan ya Mbok…”

“ Iya…” Mbok Nah langsung sibuk menggoreng pisang.

******

Setelah kejadian Bu Dewi mengikuti Sania ke kedai mie ayam ayahnya waktu itu, entah apa yang menggerakkan pikiran Bu Dewi, selalu saja ingin mengikuti Sania pada saat jam istirahat. Bu Dewi sendiri tidak mengerti, padahal setelah sampai di ruko tempat ayahnya Sania berjualan, Bu Dewi tidak pernah menghentikan mobilnya, hanya lewat dan dia makan di tempat lain.

Ya Allah… betapa bodohnya aku, untuk apa aku mengikuti mobil Sania, sudah jelas Sania mau menemui ayahnya, kenapa aku malah seperti orang linglung mengikutinya dari belakang? Dan ini kulakukan berkali-kali. Bukannya di daerah sini tidak ada tempat makan yang enak? Batin Bu Dewi,

Bu Dewi memutar balik mobilnya, sudah beberapa hari ini Bu Dewi mengendarai mobilnya sendiri saja tanpa meminta bantuan sopir. Sepert reflek dia selalu menurunkan kaca mobilnya saat melewati kedai mie ayam tempat ayahnya Sania berjualan. Selalu seperti itu… seolah ingin melihat dengan jelas kondisi kedai itu.

Anehnya… seperti ada magnet yang menatiknya, setiap kali Bu Dewi menurunkan kaca jendela mobilnya, Pakde Smithpun mengangkat kepalanya… hanya saja karena agak jauh jadi gak begitu jelas terlihat keberadaan Bu Dewi. Tapi hari ini, Pakde Smith yang sedang menyambut kedatangan Sania sedang berdiri di parkiran, pandangannya dapat melihat sosok wanita yang dikenalnya, tapi Bu Dewi sudah melajukan mobilnya dengan cepat.

“ Sania kamu melihat mobil yang barusan lewat? “

“ Yang mana Pih? Mobil merah itu?”

“ Bukan yang warna abu-abu .”

“ Abu-abu? Gak lihat Pih… kenapa?”

“ Yang di dalam mobil itu seperti Mamimu… berarti Dia tinggal di sekitaran sini… sudah dua kali aku melihatnya.”

“ Wah… sayangnya Sania tidak melihatnya, padahal Sania sudah gak sabar untuk bertemu dengan Mamiku.”

“ Rupanya belum ada rezeki kita untuk bertemu dengannya.” Sahut Pakde Smith, sambil matanya masih memperhatikan arus jalan yang sangat Ramai. Dalam hatinya dia berjanji di jam-jam begini akan lebih memperhatikan lagi mobil yang melewati depan kedai mie ayamnya, siapa tahu mobil itu akan lewat kembali dan dia dapat bertemu dengan wanita yang sangat dicintainya, yang membuatnya bertahan hidup sendiri bertahun-tahun lamanya.

******

“ Kasihan Kak Sania…” Darto bergumam sambil membereskan bekas makannya Bu Dewi>

“ Kenapa Darto?” Bu Dewi tidak jelas mendengar gumamannya Darto, tapi dia penasaran karena ada kata Sania yang dalam gumaman Darto walau tidak jelas apa yang dikatakannya.

“ Aduh maaf Bu… saya sedang bicara sendiri.” Darto kaget, tidak mengira Bu Dewi akan menanyakan itu.

“ Saya mendengar kata Sania dengan jelas, ada apa dengan Sania?”

“ Gak ada apa-apa Bu… tadi Kak Sania hampir saja ketemu sama Ibunya, tadi bapaknya sempat melihat Ibunya lewat kedai mie ayamnya.”

“ Betulkah? Kenapa tidak dipanggil?”

“ Bagaimana mau dipanggil, orang ibunya naik mobil warna abu-abu, kan susah nyarinya Bu… yang punya mobil abu-abu kan banyak.”

“ Mobil abu-abu?”

“ Iya… Bu Dewi saja mobilnya kan warnanya abu-abu.”

“ Mobil abu-abu memang banyak Darto, ya sudahlah… cepat kamu bersihkan semuanya, saya mau langsung kerja lagi.” Darto segera membereskan piring-piring bekas makan Bu Dewi, sudah ada seminggu ini Bu Dewi selalu makan di kantornya.

Mobil warna abu-abu? Bukankah warna mobilku juga abu-abu, dan aku habis lewat di daerah situ. Apa mungkin yang dimaksud itu aku? Kalau begitu aku haus menyelidikinya, siapa sebetulnya Ibunya Sania. Batin Bu Dewi.

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap cerpen eh cerbung bu Ely Herlina. Bikin penisirin nih... Lanjuuut

24 Jun
Balas

Siap pak...makasih kunjungannya

24 Jun

Keren.. Ditunggu sambungannya

24 Jun
Balas

Terima kasih bu

24 Jun

Sudah kehilangan kata untuk komen!

23 Jun
Balas

Hehe....bingung ya teh

24 Jun

Cerpen menawan yg bikin penasaran. Ditunggu kelanjutannya. Sehat dan sukses selalu Bu

24 Jun
Balas

Terima kasih sudah berkenan berkunjung...doa terbaik untuk bu Elvina

24 Jun

Cerpen menawan yg bikin penasaran. Ditunggu kelanjutannya. Sehat dan sukses selalu Bu

24 Jun
Balas

Woow...penasaran juga ibu Dewi ya...

23 Jun
Balas

Betul bu...mungkin naluri ya

24 Jun

Hampir nih. Ditunggu lanjutannya bu. Barokallah

24 Jun
Balas

Iya...hampir ketenu...Siap melanjutkan...Terima kasih neng...

24 Jun

Main petak umpet nih

24 Jun
Balas

Hehe...gk pas aja

24 Jun

Bu Dewi ayo dong penasarannya di tambah...

24 Jun
Balas

Tambah 50% ya

24 Jun



search

New Post