Ema Damayanti

Pengajar di SMP negeri 2 Cililin dan Ibu satu anak. Hobi nonton dan berbagi pikiran dengan sahabat dekat. Sesekali membaca, mencari ilmu baru, dan menulis refle...

Selengkapnya
Navigasi Web
Berprestasi Haruskah???

Berprestasi Haruskah???

Kisah ini berawal dari pembicaraan Ibu-ibu selepas shalat dzuhur. Seperti biasanya, mengalirlah sebuah cerita tentang suatu masalah. Kali ini yg dibicarakan tentang makna prestasi bagi seorang wanita yg juga guru. Apakah prestasi itu bisa mencapai karir yg gemilang?ataukah jadi ibu rumah tangga yang yg hebat ?

Bagi saya, menjawab pertanyaan itu sulit. Sama sulitnya seperti ditanya, lebih dulu mana ayam atau telur?.Mungkin kita sering mendengar jawaban klise, ya harus seimbang keduanya dong. Yup, benar itu idealnya. Barangkali banyak wanita dengan tipe ideal seperti itu.

Akan tetapi, kita kadang hanya manusia biasa, bukan wonder women, bukan pula manusia sempurna. Maksud hati ingin meraih segalanya, apa daya kemampuan seperti apa adanya. Kadang kala kita hanya jadi wanita yang lebih di satu sisi, dan kurang di sisi lainya. Tapi bukan tdk sama sekali.

Ya, ada seorang wanita berkarir cemerlang, membanggakan bagi yang melihatnya. Tapi, dia tak pandai merawat rumah dengan nyaman. Tak sepenuhnya selalu bisa melayani anak dan suami dengan baik.

Sebaliknya, ada wanita yg dia secara karir biasa saja. Tapi mampu merawat rumah bersih, indah, suami dan anak nyaman. Lalu apakah yg satu berprestasi lantas yang lain tidak?.Rasanya tak bijak juga kita jika menyuruh memilih, mending yang mana?

Jadi teringat kisah bebek dan kucing. Bebek dengan potensi berenang tapi disuruh manjat. Sementara kucing dengan potensi memanjat disuruh berenang. Apa yang akan terjadi??.Sepertinya itu tak adil. Semua orang memiliki potensi masing masing (sesuai dengan pola asuh sejak kecil)

Ya, ketika melihat wanita dengan karir bagus, cemerlang biarkan saja barangkali itu memang prestasi baginya. Dengan jalan itu dia bisa bermanfaat bagi sesama.Itulah potensinya. Tak usah kita cari cari kelemahan mereka dibalik itu hanya sekedar untuk kita bicarakan (dibelakang). Tak usah juga kita merasa "terganggu"seolah kita tak memiliki kemampuan apa pun.

Wanita "rumahan" yang berkutat dengan aneka jenis kudapan untuk suami dan anak-anak, beserta keterampilan wanita lainnya yang menyertai. itu, juga prestasi luar biasa. Bagaimana tidak, saat suami dan anak betah dan bahagia dengan aneka masakan yang disajikan. Bahagia dengan kehadiran si ibu dalam setiap moment perkembangan anaknya. Ah bukankah itu prestasi yang paling puncak bagi seorang wanita.

Ya, berprestasi itu penting. Menurut saya, itu puncak dari sebuah kesungguhan. Tapi prestasi tak harus berupa sesuatu yang dilihat orang. Diberi tepuk tangan. Meskipun, seperti itu pun sah sah saja. Tapi seperinya terpenting, berprestasi itu mampu terus memaknai arti diri dengan apa yang kita punya dan apa yang kita bisa. Tak berhenti untuk terus belajar menjadi orang yang bermanfaat bagi diri dan sesamanya dengan cara yang kita bisa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cocok, Pas! Kusuka!

23 Mar
Balas



search

New Post